MANOKWARI – Pelaksanaan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik tahun 2021 di Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) oleh Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Nasional (LP3KN) batal dilaksanakan, sementara dana hibah untuk mendukung ivent nasional telah digunakan peserta yang lolos.
Kepala Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Daerah (LP3KD) Provinsi Papua Barat, Robert KR Hammar mengatakan, pembatalan pelaksanaan Pesparani sesuai surat LP3KN, memunculkan persoalan dimana dana hibah dari pemerintah untuk peserta yang lolos, telah digunakan untuk pemantapan dan persiapan ikut ivent nasional di Kupang.
“Pembatalan tersebut, bagi LP3KN, hal yang sepele, tapi bagi peserta kami dari kabupaten/kota yang telah lolos, hampir semuanya telah mendapatkan anggaran dari pemerintah masing-masing dan telah digunakan, tentu akan memunculkan persoalan baru terkait penggunaan anggaran tersebut,” ungkap Roberth KR Hammar, usai menggelar rapat pengurus Lp3KD Papua Barat, Sabtu (24/4/2021) sore.
Hammar menuturkan, akan menyurati peserta yang mewakili Papua Barat di Kupang, termasuk para bupati dan walikota, dimana dana hibah tetap digunakan untuk pemantapan dan latihan-latihan yang masih berhubungan dengan rencana kegiatan di Kupang.
“Yang namanya dana hibah, kita tidak bisa saving, makanya proposal yang sudah di ajukan kepada masing-masing pemerintah, perlu dilakukan perubahan, sehingga anggaran yang masih tersisa, tetap di cairkan. Perubahan atau pembatalan kegiatan, bukan dari kita, tapi dari pusat, makanya kebijakan perubahan proposal harus dibuat,” tegas Hammar.
Bagi Hammar, peserta yang mewakili Papua Barat, dapat memanfaatkan waktu yang ada untuk lebih meningkatkan persiapan dan latihan-latihan sehingga pada saat pelaksanaan dilaksanakan tampil lebih baik dan maksimal.
“Kita manfaatkan waktu, dengan lebih fokus pada persiapan-persiapan dan pemantapan, sehingga pada saat tampil, bisa meraih hasil yang maksimal,” tuturnya.
Terkait dengan dana hibah, kata Hammar bisa digunakan bagi Paroki atau gereja setempat yang masih berhubungan dengan pelatihan-pelatihan seperti pianis, konduktor, paduan suara termasuk Mazmur.
“Kita laksanakan ini ditengah-tengah umat, atau paroki, sehingga umat juga merasakan kehadiran LP3KD,” tuturnya.
Selain itu, anggaran yang ada di LP3KD, dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan strategis diantaranya penyelesaian gedung dan tanah.
“Untuk LP3KD Provinsi, kami akan menggunakan anggaran selain pelatihan-pelatihan, juga penyelesaian gedung dan tanah,” tandasnya. (SM13).