Masyarakat Arfak Bangga Punya Dominggus Mandacan

Manokwari – Dominggus Mandacan telah mengangkat harkat san martabat masyarakat suku Arfak. Melalui Dominggus, banyak anak Arfak yang telah menjadi pejabat, bisa naik mobil mewah, bisa naik pesawat, dan lain-lain.

“Tidak ada orang tua yang kami andalkan dan banggakan. Begitu bapak masuk orang Arfak bisa naik mobil mewah, bisa jadi pejabat, bisa naik pesawat. Bapak bawa martabat orang Arfak kelihatan dan nyata,” ungkap perwakilan masyarakat distrik Momiwaren, kabupaten Manokwari Selatan, Gasper Trirbo, dalam tatap muka dan dialog dengan pasangan Dominggus Mandacan dan Mohamad Lakotani (DOAMU), Jumat (22/11/2024).

Bacaan Lainnya

Tidak hanya itu, menurut Gasper, Dominggus Mandacan juga membangun infrastruktur dengan baik.

“Jalan juga tembus ke mana-mana dari sebelumnya tidak ada. Untuk itu, saya ajak bapak-ibu khusus kepada suku besar Arfak mari beri dukungan sepenuh hati.
Bapak jangan ragu, kami tetap berjuang sampai titik darah penghabisan,” ujarnya.

Dia lalu menyampaikan aspirasi kepada DOAMU yakni mengangkat sekretaris kampung menjadi ASN, insentif aparat kampung setara ASN, dan penambahan Dana Otsus untuk kampung.

Calon Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, mengatakan suku-suku Nusantara telah memberikan dukungan kepada DOAMU, apalagi keluarga besar Arfak.

“Ini kepala suku yang maju. Ini harkat dan martabat kita. Jadi jangan sampai besok ada yang datang ajak pilih kotak kosong, tidak boleh,” katanya.

Dominggus mengajak untuk datang ke TPS pada 27 November untuk menggunakan hak pilih.

Baca Juga:  Dominggus Mandacan Terima Rekomendasi PPP Diserahkan Langsung Plt Ketum Mardiono

“Tuhan mendengar doa kita dan pasti terkabul. Datang ke TPS dan DOAMU pasti menang. 16 Desember KPU akan tetapkan pemenang, pasti DOAMU menang dan 7 Februari 2025 pelantikan. Ketika duduk, visi misi dan program kerja akan kita laksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tukasnya.

Calon Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani, mengatakan pada Pilkada kali DOAMU menghadapi kotak kosong.

“Jadi jangan pilih kotak kosong karena sampai kapanpun dia tidak bisa bertemu, menyerap aspirasi, dan menjawab aspirasi masyarakat. Jangan lihat dia, dia datang kosong kita kasih pulang juga begitu,” katanya. (SM)

Pos terkait