Melejitnya Elektabilitas Prabowo dan Perubahan Citra Militer menjadi Humanis

elektabilitas Prabowo

JAKARTA, – Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo menilai, elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyalip Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merupakan buah dari perubahan strategi politik yang dilakukan Gerindra. “Perolehan suara Pak Prabowo dengan Gerindra, di mana Pak Prabowo bisa menyalip Ganjar dan kemudian di mana Gerindra di posisi dua besar, itu tidak lepas dari strategi politik Gerindra yang memang banyak melakukan evaluasi perubahan,” kata Ari dalam acara diskusi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (31/5/2023).

Ari menuturkan, salah satu perubahan strategi yang dilakukan Gerindra adalah dengan tidak lagi mencitrakan Prabowo sebagai sosok yang keras karena latar belakangnya sebagai pensiunan militer. Menurut Ari, latar belakang Prabowo sebagai tentara sebelumnya menimbulkan persepsi di benak publik bahwa Prabowo adalah seseorang yang temperamen.

Bacaan Lainnya

“Jadi sosok Pak Prabowo yang di persepsi publik temperamen karena militer, keras, tertrasnformasikan lebih lembut ya, ada joget-jogetnya di publik, lalu ada silat,” ujar dia. Perubahan persepsi ini juga dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukan Partai Gerindra melalui media sosialnya. Untuk diketahui, akun media sosial Gerindra mendapat perhatian dari warganet karena cenderung lebih interaktif dibandingkan akun media sosial partai politik lainnya. Misalnya, akun Twitter Gerindra sempat membagi-bagikan tiket konser Blackpink di Jakarta pada pertengahan Maret 2023 lalu dengan syarat mengunggah foto menggunakan atribut Blackpink dengan latar belakang baliho Prabowo. “Mesin Partai Gerindra memang melakukan betul bagaimana perubahan strategi dan komunikasi politik Pak Prabowo,” kata Ari.

Baca Juga: Diancam DPR soal Anggaran, Mahkamah Konstitusi Enggan Komentar

Ari melanjutkan, safari yang dilakukan Prabowo menemui beragam tokoh nasional dan agama juga turut mempengaruhi naiknya elektabilitas Menteri Pertahanan tersebut. Di sisi lain, Ari menyebutkan, elektabilitas Ganjar melorot lantaran sikapnya yang menolak kehadiran tim nasional Israel pada Piala Dunia U-20 yang semestinya digelar di Indonesia. Tak lama setelah Ganjar dan PDI Perjuangan menyuarakan penolakan terhadap Israel, Indonesia dinyatakan batal menjadi tuan rumah kejuaraan tersebut. “Faktor gagalnya (Piala Dunia) U-20 itu menjadi faktor penting bagaimana sosok Mas Ganjar ini menjadi begitu disorot publik,” kata Ari.

Hasil survei Litbang Kompas pada 29 April-10 Mei 2023 menunjukkan, elektabilitas Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) 24,5 persen. Sementara elektabilitas Ganjar 22,8 persen, dengan margin of error survei lebih kurang 2,83 persen. Dengan hasil tersebut, Prabowo kembali ke puncak setelah sempat disalip oleh Ganjar Pranowo.

“Suara untuk Prabowo meningkat signifikan, yaitu 6,4 persen, dari sebelumnya 18,1 persen pada Januari 2023 dan menjadikan elektabilitasnya berada di posisi teratas,” tulis Litbang Kompas, dikutip Rabu (24/5/2023). Ini merupakan kali pertama Prabowo berada di posisi puncak elektabilitas capres versi Litbang Kompas sejak Oktober 2022.

Pada survei bulan Oktober 2022 dan Januari 2023, elektabilitas Prabowo berada di bawah Ganjar. Padahal, sejak Oktober 2019 hingga Juni 2022, elektabilitas Prabowo hampir selalu di atas Ganjar. Hanya pada Oktober 2021 elektabilitas keduanya seimbang.(*)

Pos terkait