Memaknai Jumat Agung, Frater Rian : Menjadi Kristiani Pasti ada Tantangan

Umat memegang Rosario sebagai pengganti proses penciuman kaki salib karena adanya Pandemik Covid-19.

KOTA SORONG, Sorong Kepulauan – Jumat (2/4/2021), umat Katolik di seluruh dunia mengikuti misa Jumat Agung atau wafatnya Yesus Kristus. Misa yang sama dilakukan di Gereja Katolik Santa Maria Bintang Laut Dum, Sorong Kepulauan, Kota Sorong, Papua Barat.

Misa yang dimulai pukul 15.00 WIT dipimpin Pastor Yosep Lamak dan Frater Hendrik Rian yang merupakan Projo dari KMS (Keusukupan Manokwari Sorong) berjalan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Bacaan Lainnya

Dalam khotbahnya, Frater Hendrik Rian menyampaikan  jika Tuhan bisa memberikan pengampunan kepada orang yang telah menyalibkan-Nya maka sebagai manusia harus melakukan hal yang sama terhadap kesalahan orang lain.

“Melalui misteri penyaliban Yesus, Tuhan memperlihatkan perihal kecintaannya kepada umat manusia melalui pengampunan terhadap dosa-dosa mereka yang telah menyalibkan Dia,” katanya.

“Menjadi orang kristiani tidak menjamin kita akan hidup nyaman setiap saat namun pastinya ada tantangan,” tambah Frater Hendrik.

Dirinya mengajak umat Katolik Santa Maria Dum untuk belajar dari Yesus dalam memaknai salib sebagai tantangan awal untuk sebuah momen kebahagiaan diahir cerita hidup manusia.

Dalam perayaan Jumat Agung tahun ini ada yang berbeda, dimana tahun-tahun sebelumnya dilakukan penciuman kaki salib oleh umat, namun untuk Gereja Katolik Santa Maria, Dum, penciuman kaki salib dilakukan pada salib atau Rosario yang dibawa masing-masing umat dari rumah. Dimana setelah penciuman kaki salib oleh pastor, umat mengikuti dengan mencium salib maupun Rosario yang dibawa yang pastinya telah diberkati sebelum digunakan. (SM)

Baca Juga:  Khotbah Katolik Misa Minggu : Tidak Usah Ragu Meminta Pertolongan Sang Gembala

Pos terkait