MANOKWARI – Masyarakat Manokwari dan sekitarnya diimbau untuk waspada terhadap dampak tidak langsung siklon tropis 90W antara 13-19 April 2021. Meski tidak terkena dampak langsung, namun dampak tidak langsung seperti hujan disertai petir dan angin kecang berpeluang terjadi.
Kepala BMKG Manokwari, Daniel Tandi, meminta masyarakat untuk waspada terhadap hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
“Jauhi daerah lereng-lereng gunung, apalagi yang semakin terjal. Sebab semakin terjal semakin berpeluang atau berpotensi longsor semakin besar, apalagi kalau struktur tanahnya lunak atau labil. Hujan semakin lama tanah semakin lunak atau lembek,” ujar Tandi usai mengikuti rapat koordinasi mengantisipasi dampak siklon tropis 90W di kantor Bupati Manokwari, Rabu (14/4/2021).
Dia juga meminta masyarakat menjauhi lembah sungai atau pinggiran sungai. Sebab, jika terjadi hujan deras air sungai berpotensi meluap.
“Jadi kita waspada terhadap banjir karena kalau hujan deras air sungai meluap, apalagi kalau terjadi banjir bandang. Banjir bandang itu kalau aliran air terhalang entah batuan, pasir, kayu, atau material. Kayu itu seperti pohon besar tumbang. Kalau menutup aliran air membentuk bendungan-bendungan alam, pada saat tidak kuat menahan volume air yang besar dan jebol menjadi banjir bandang. Jika banjir bandang, volume air besar dan ketinggian air tinggi. Parit-parit yang tersumbat atau yang sempit juga bisa menyebabkan banjir,” katanya.
Sementara untuk masyarakat di pesisir, Tandi meminta untuk waspada terhadap gelombang tinggi antara 2,5 meter sampai 4 meter. Selain itu, mewaspadai banjir rob.
“Peringatan dini ini sejak 13 April hingga 19 April mendatang. Itu prakiraan BMKG mengenai poensi di Papua dan Papua Barat, kita waspadai di tanggal itu. Untuk daerah pesisir perlu waspada terhadap gelombang tinggi dan banjir rob. Jadi basa tidak hujan, tapi kalau gelombang tinggi bisa saja banjir,” tukasnya.
Plh Sekda Manokwari, Henri Sembiring, mengatakan, rapat koordinasi itu menindaklanjuti informasi BMKG dan surat BNPB terkait dampak siklon tropis. Rapat koordinasi dengan stakeholders terkait guna melakukan Langkah antisipasi.
“Jadi kita koordinasi supaya siapa melakukan apa senandainya terjadi. Jadi kita sudah bagi tugas. Saat ini kita sosialisasi dulu dari BMKG dan BNPB melalui media karena daerah pesisir dan nelayan yang sangat berisiko baru yang daerah pinggiran sungai dan pegunungan,” ujarnya.
Dia juga meminta kapal-kapal penyeberangan untuk waspada. Kewaspadaan itu sebagai Langkah antisipatif.
“Kita mengantisipasi karena meski tidak terkena dampak langsung kita harus siap jika terjadi. Tadi juga sudah disampaikan untuk membentuk grup WA agar setiap informasi terupdate dari BMKG bisa disampaikan dan ditindaklanjuti. Karena prediksinya 13-19 April 2021,” katanyaa.
Di samping itu, pihaknya juga bersurat kepada seluruh denominasi gereja dan pimpinan umat beragama untuk ikut berdoa agar tidak terjadi badai.
“Belajar dari daerah lain, kita perlu mengantisipasi. Kita siap siaga lebih dahulu, jangan lengah,” tandasnya. (SM7)