MANOKWARI – Tidak sedikit orang mengecam keras tindakan rasisme dan kekerasan, terhadap orang lain.
Hal itu juga dirasakan paguyuban keluarga Jawa Timur di Manokwari, Papua Barat, terkait adanya tindakan rasisme dan kekerasan yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab, terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya, belum lama ini.
Kecaman tersebut dilontarkan 3 perwakilan Paguyuban Jawa Timur yang ada di Manokwari. Wiji Slamet, Ketua Kerukunan Keluarga Arisan Paguyubuan Jawa Timur di Manokwari, mengatakan kehidupan masyarakat Jawa Timur dengan masyarakat Papua erat hubungan persaudaraannya.
Hingga 40 tahun mendiami tanah Papua, tidak pernah ada permasalahan atau semacamnya, yang mengakibatkan tergerusnya nilai-nilai toleransi beragama maupun sosial.
Oleh karena itu, dirinya berharap perlakuan yang sama juga dapat dinikmati oleh masyarakat atau mahasiswa asli Papua, yang berada di Jawa Timur.
“Saya berada di Manokwari ini sudah 40 tahun, dan tidak terjadi apa-apa. Saya inginkan dari saudara-saudara di sana jangan buat hal-hal yang jelek terhadap saudara-saudara dari Papua. Karena kejadian itu, kami sampai saat ini belum normal aktivitas, akibat trauma,” ujar Slamet.
Hal senada juga diungkapkan, Mohammad Hanafi. Sebagai Ketua Paguyuban Arema Manokwari, dirinya menceritakan pengalaman hidupnya saat mendiami tanah Papua sejak tahun 1975, dimana kehidupan masyarakat Nusantara khususnya warga Jawa Timur dengan OAP, sangat menjunjung tinggi nilai toleransi dan saling mengasihi.
Tindakan rasisme dan intimidasi yang dialami oleh mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, dengan tegas dirinya mengecam oknum yang telah melakukan hal tersebut.
Dirinya berharap agar tidak lagi terjadi hal serupa, karena hanya akan merusak persaudaraan dan silaturahmi yang telah di bangun sejak lama.
“Tindakan rasisme dan intimidasi pantas dikecam. Karena ini adalah pemecah bela dari persaudaraan kita yang ada disini, dan kami tidak mau lagi terjadi hal seperti ini. Jangan pernah mau diadu domba, mari kita rajut kembali hubungan persaudaraan kita,” ajak Hanafi.
Sebagai wujud rasa peduli terhadap masyarakat Papua, Hanafi meminta oknum yang melakukan rasisme dan intimidasi terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya, agar ditindak sesui hukum yang berlaku.
“Yang jelas, rasisme ini harus ditindak tegas, jangan biarkan mereka berkeliaran, karena nanti terulang lagi, ” tutupnya. (SM3)