MANOKWARI – Masyarakat terutama masyarakat terdampak pembangunan ruang terbuka publik (RTP) Borarsi, Pasar Sanggeng, dan Pasar Wosi harus mendukung adanya perubahan di Manokwari. Terwujudnya pembangunan ruang terbuka publik Borarsi dan Pasar Sanggeng akan membuka pintu untuk hadirnya perubahan-perubahan lain di Manokwari.
Bupati Manokwari, Hermus Indou, mengatakan bahwa di Manokwari ada dua pasar, Pasar Sanggeng dan Pasar Wosi dan sudah pernah terbakar. Padahal dua pasar ini tidak hanya melayani masyarakat di Kabupaten Manokwari tapi juga kabupaten-kabupaten yang dimekarkan dari Kabupaten Manokwari.
“Kita berharap dua pasar ini bisa dibangun kembali dan selesai bisa di 2023 atau 2024 dan melayani. Keberadaan dua pasar ini tidak hanya melayani para pedagang tapi untuk seluruh masyarakat di Kabupaten Manokwari. Karena seluruh masyarakat ke-9 distrik dan 9 kelurahan serta 164 kampung ini menaruh kehidupannya di dua pasar ini. Selain itu kabupaten-kabupaten yang dimekarkan dari Manokwari seperti Kabupaten Pegaf, Mansel, Teluk Wondama, Teluk Bintuni, Tambrauw, semua juga menggantungkan hidupnya di Manokwari,” katanya dalam pertemuan dengan masyarakat terdampak pembangunan ruang terbuka publik Borarsi dan Pasar Sanggeng, di ruang Sasana Karya, kantor Bupati Manokwari, Rabu (10/08/2022).
Pembangunan juga perlu dilakukan agar di akhir masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati Manokwari di tahun 2024, ada “sesuatu” yang bisa dipersembahkan untuk masyarakat.
“Minimal ketika kami lepas jabata, kami angkat muka di hadapan seluruh masyarakat karena ada yang bisa kita bangun dan persembahkan untuk masyarakat di Kabupaten Manokwari,” sebutnya.
Sedangkan untuk Borarsi, perlu dibangun karena banyak kegiatan masyarakat, kegiatan pemerintahan, dan keagamaan dilaksanakan di lapangan tersebut.
Namun demikian, menurut Hermus, pembangunan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada yang harus dikorbankan.
“Pembangunan pasti ada dampaknya terutama terhadap masyarakat yang memiliki objek bangunan yang ada di sekitar, tapi pemerintah tentu tidak membuat masyarakat rugi, sama sekali tidak. Lahan yang ada di sekitar situ mari kita serahkan untuk ini dibangun dan ditata untuk kebaikan kita sama-sama. Tapi ada juga yang nanti pemerintah kasih untuk bapak-ibu terutama yang punya objek bangunan,” sebutnya.
Hermus berharap, masyarakat Manokwari menjadi masyarakat yang pro perubahan. Karena itu, masyarakat yang menyerahkan lahan untuk pembangunan adalah masyarakat yang bersama-sama dengan pemerintah di garis depan untuk mendukung perubahan di Kabupaten Manokwari.
“Jadi kalau saling mendukung Pasar Sanggeng dibangun, Pasar Wosi dibangun, dan ruang terbuka publik Borarsi dibangun. Kalau itu jadi, saya yakin membuka pintu bagi perubahan yang lainnya terjadi di kota Manokwari,” tukas Hermus. (SM7)