MANOKWARI – Selain ke Rumah Makan Sederhana, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran, Kerusakan Lingkungan Hidup, dan Keanekaragaman Hayati Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Manokwari, Yohanes Ada Lebang dan tim juga melakukan verifikasi teknis ke Manokwari City Mall (MCM), Selasa (12/1/2021). Pada kesempatan itu, pihak DLH Manokwari mendapati pengelolaan limbah cair domestik di tempat itu sudah menggunakan teknologi canggih.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran, Kerusakan Lingkungan Hidup, dan Keanekaragaman Hayati DLH Manokwari, Yohanes Ada Lebang, mengatakan, untuk pengelolaan limbah cair domestik dilakukan pihak MCM dengan treatment dengan standar yang luar biasa dan dengan teknologi yang sudah canggih. Namun demikian, pihaknya memberikan catatan kepada MCM terkait limpasan air hujan.
“Hanya satu catatan saja di MCM, yakni limpasan air hujan dan limbah domestik tidak boleh dicampur. Itu catatan penting kita di lapangan, nanti kita lakukan rekomendasi berdasarkan hasil uji lab lagi terakhir, sehingga apakah air apakah sudah layak dan siap untuk dibuang ke saluran kota. Nanti kita uji lab lagi untuk pastikan itu,” ujarnya.
Menurut dia, fakta yang diperoleh dalam kegiatan verifikasi itu khusus untuk air limbah yang sudah melalui proses treatment tidak ada bau. Secara kasat mata pun, airnya sangat jernih.
“Tapi uji lab jadi pembuktian terkait PH, baku mutu air karena standarnya adalah baku mutu air sesuai Permen LH Nomor 68 Tahun 2016. Jadi itu standar kita untuk melihat bahwa standar itu harus dipatuhi,” tandasnya.
Kepada pihak DLH, Chief Engineering MCM, Amirudin, menunjukkan ruangan-ruangan untuk pengolahan limbah, mulai dari limbah tinja yang dikelola di satu ruangan tersendiri. Pengelolaan limbah tinja itu sebelumnya menggunakan septic tank, namun kini dikelola langsung.
“Jadi hasil dari olahan itu seperti yang sudah dilihat, kualitas airnya benar-benar berkualitas dan jadi bahan percontohan untuk ke depan bagi gedung-gedung yang akan dibangun di Manokwari. Kualitas air kami betul-betul jamin. Air dari pengolahan limbah bisa dipakai untuk menyiram tanaman, cuci mobil, dan kendaraan lain,” ujar Amirudin.
Pengolahan limbah cair, menurut dia, menggunakan water treatment. Air dari limbah di-treatment dari satu bak ke bak lain, dan di bagian akhir menggunakan filter.
“Hasilnya akan kami uji lab di Unipa (Universitas Papua) untuk mengetahuinya untuk kualitas air buangan layak tidaknya untuk dibuang ke saluran kota. Dan kami juga akan membuat laporan setiap enam bulan ke DLH,” sebutnya. (SM7)