MANOKWARI – Emma Karubaba Perempuan Papua yang terpaksa melanjutkan usaha mendiang suaminya Jhon Karubaba sejak Lima Tahun belakangan ini. Ia menjalankan usaha Minyak di samping Pasar Ikan, Sanggeng Kelurahan Sanggeng Distrik Manokwari Barat.
Usaha rintisan suaminya berupa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan SPBN yang dikelolah mandiri itu ia tekuni dengan mempekerjakan 6 Pekerja yang merupakan Orang Asli Papua.
“Saya melanjutkan usaha ini sejak Lima Tahun terakhir, ketika suami saya meninggal dunia, tapi tidak pernah pemerintah perhatikan,” kata Emma saat ditemui di rumahnya Kompleks Pasar Sanggeng.
Sebagai perempuan Papua, ia berharap pemerintah dapat membantu demi memajukan usaha rintisan suaminya,
“Saya sebagai perempuan Papua berharap pemerintah dapat membantu kami, masa pengusaha dari luar bisa maju, mengapa kita Orang Asli Papua tidak bisa,” ucapnya.
Menurutnya membangun usaha SPBN ia minimal merogoH gocek sekitar Rp200 Juta, itupun melalui proses panjang.
Usaha ini kata dia hanya membantu para Nelayan, untuk mendapatkan kebutuhan Minyak agar pergi mencari ikan.
Emma mengaku Pemerintah punya kewenangan untuk menaikan Harga Bahan Bakar Minyak BBM. Sebagai pengusaha ia tentu mematuhi apa yang ditetapkan. Kendati demikian Pemerintah juga perlu memberikan perhatian.
“Bagi kami kenaikan harga BBM itu kewenangan Pemerintah kami tidak bisa menolak, tetapi perlu juga pemerintah memperhatikan kuota BBM yang kami dapat selama ini,” kata Emma
Kuota BBM yang didapati dari Pertamina untuk SPBN jenis Pertalite sekitar 100 Kiloliter dalam satu bulan, sementara Bio Solar ia dapat 20 Kiloliter. dari kuota itu pengelolah SPBN harus membagi dengan baik agar bisa sampai pada penghujung bulan.
“Karena kuotanya terbatas dibanding dengan banyak nelayan maka kebijakan kami salurkan setiap satu pekan dua kali. Yakni pada Hari Selasa dan Hari Sabtu,” katanya.
Meski penyaluran BBM kepada Nelayan kerap tidak seperti yang diharapkan, baginya dengan kuota tersebut minimal Nelayan mendapat 35 liter.
Dikatakan bahwa ia sudah berusaha mengusulkan agar mendapatkan tambahan kuota BBM, usahanya ia lakukan dengan mengusulkan kepada Dinas Perindustrian dan perdagangan Kabupaten Manokwari.
“Sedang saya usulkan, semoga pemerintah melalui bapak bupati dapat memperhatikan kebutuhan ini, minimal kami mendapat tambahan 50 KL,” ucap Emma
SPBN yang dikelola Emma merupakan satu-satunya di Kabupaten Manokwari yang melayani Warga Nelayan.
Para Nelayan, harus mengantre untuk mendapatkan BBM jenis Pertalite, mereka mengantre dengan manaruh Jerigen di SPBN secara berjejeran.
Hendrik Seorang Nelayan yang tinggal di Kompleks Borobudur Manokwari mengaku, dia harus menaruh jerigen hari ini untuk mendapatkan BBM agar bisa melaut.
“Ia kita taruh jerigen sekarang biar besok kita bisa dapat BBM agar bisa melaut,” ucap Hendrik.
Dia mengaku membawa dua jerigen sejak Senin pagi, saat di lokasi sudah banyak jerigen yang mengantre.
Mathias warga Nelayan yang tinggal di sanggeng juga mengaku harus mengantre pada hari ini. Meski besok (Selasa) baru disalurkan.
“Kami sering mencari ikan di lepas pantai di Manokwari kebutuhan minyak iya 100 hingga 200 liter baru me cukupi, tapi kalau kita dapat hanya 35 liter iya kita syukuri saja,” ucapnya.
Untuk mensiasati agar mendapat tambahan BBM Mathias kerap membeli BBM eceran di pinggiran jalan.
“Soal harga BBM bagi kami itu nomor dua, yang paling penting stok di SPBN memadai tidak masalah” ucapnya. (SM)