MANOKWARI – Peringatan Hari Ibu yang ke-92 tahun 2020 tingkat Kabupaten Manokwari pada hakikatnya mengingatkan seluruh masyarakat terutama generasi muda guna memahami makna Hari Ibu sebagai momentum kebangkitan bangsa serta gerak perjuangan kaum perempuan yang tidak dapat dipisahkan dari kekuatan bangsa Indonesia.
“Peringatan Hari Ibu juga diharapkan mendorong semua pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian, pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan dan juga membawa pengaruh positif bagi peningkatan kualitas hidup, pemenuhan hak, dan kemajuan perempuan,” ujar Staf Ahli Bupati Manokwari Bidang Kemasyarakatan dan SDM, drg. Henri Sembiring, pada peringatan Hari Ibu di Gedung Maranatha Centre, Manokwari, Jumat (11/12/2020).
Di sisi lain, kata Sembiring, peringatan Hari Ibu memberikan keyakinan besar bahwa perempuan apabila diberikan peluang yang besar dan kesempatan mampu meningkatkan kualitas hidupnya serta mengembagkan segala postensi dan kemampuan yang dimiliki. Saat ini, lanjutnya, bahkan terbukti perempuan dalam berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara mampu menjadi motor penggerak dan perubahan. Perempuan Indonesia masa kini adalah perempuan yang sadar serta memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki.
“Prinsip kesetaraan yang mendasari tentang pentingnya pembagian tugas, peran, dan tanggung jawab yang seimbang antara perempuan dan laki-laki dimulai dari lingkup keluarga, masyarakat, bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perempuan dan laki-laki adalah partnership sekaligus sumber daya insani yang menentukan keberhasilan pembangunan nasional,” sebutnya.
Dan bertepatan dengan peringatan Hari Ibu tahun ini temanya adalah “Perempuan Bekerja tidak Perlu Dilematis demi Membangun Ketahanan Keluarga untuk Kesejahteraan Bangsa”. Tema ini, menurut Sembiring, dibangun dengan melihat situasi dan kondisi saat ini di lingkungan kerja.
“Ketidaksetaraan di lingkungan kerja hingga dilema dari perempuan dipengaruhi oleh norma gender yang berlaku di masyarakat dan menyelaraskan dengan arah kebijakan pembangunan serta mewujudkan Nawacita sebagai salah satu agenda nasional,” katanya.
Ditambahkan Sembiring, berbagai persoalan sosial saat ini marak terjadi dan berdampak pada kehidupan masyarakat, khususnya perempuan dan anak seperti terjadinya kekerasa serta bentuk-bentuk perlakuan diskriminatif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai cara untuk dapat mencegahnya, dan peran keluarga menjadi salah satu yang diharapkan dapat menjadi bagian utama untuk mencegah terjadinya kekerasan melalui penanaman nilai-nilai karakter dan budi pekerti.
“Ketahanan keluarga sekaligus menjadi fondasi dalam menerapkan kehidupan yang harmonis, damai, dan religius. Pelibatan semua unsur masyarakat dan multi-stakeholders juga sangat diperlukan, termasuk peran laki-laki dan kampanye mendukung pencegahan kekerasan dan pencapaian kesetaraan gender,” pungkasnya. (SM7)