MANOKWARI, – Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, Marthen Rantetampang, menyatakan data stunting kabupaten Manokwari ada, hanya belum dirilis.
Hal itu ditegaskan Rantetampang saat dikonfirmasi mengenai tidak adanya data stunting kabupaten Manokwari tahun 2023.
“Data ada, cuma belum dirilis. Kami sementara olah,” kata Rantetampang, Senin (27/5/2024).
Sebelumnya, oleh BKKBN Perwakilan Papua Barat, data kabupaten Manokwari tidak ada karena sasaran survei tidak mencapai 70 persen.
“Itu bukan berarti tidak ada data. Kalau tidak ada data berarti nol, tidak ada orang bekerja, sementara apa yang kita lakukan sudah banyak intervensi dan penurunannya cukup bagus kita Manokwari,” tegasnya.
Meski tidak menyebut angka pastinya, namun menurut Rantetampang, angka stunting kabupaten Manokwari mengalami penurunan cukup signifikan.
“Penurunan cukup signifikan dari 36 persen menjadi di bawah 22 persen. Jadi data ada, tinggal dirilis saja hasil terakhirnya,” tandasnya.
Sebelumnya, pada pembukaan pra Rakerda Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, Kepala BKKBN Perwakilan Papua Barat, Philmona Maria Yarollo, mengatakan angka prevalensi stunting kabupaten Manokwari tahun 2023 saat ini belum diketahui. Sebab tidak ada data hasil survei.
“Untuk kabupaten Manokwari belum ada datanya (angka prevalensi stunting),” ungkapnya.
Menurut Yarollo, data stunting kabupaten Manokwari tidak ada karena sasaran survei tidak mencapai 70 persen.
Hal itu akan menjadi prioritas perhatian BKKBN tahun 2024.
“Kita prioritas kabupaten Manokwari dan Maybrat karena tidak ada hasil surveinya. Sebab sasarannya di bawah 70 persen,” ujarnya.
Menurut Yarollo, jika sasaran surveinya tepat, kemungkinan hasilnya luar biasa. Sebab berbagai langkah intervensi telah dilakukan Pemkab dan Tim Penggerak PKK Kabupaten Manokwari.
“Tetapi sangat disayangkan hasil surveinya tidak ada karena sasarannya tidak mencapai 70 persen. Ini menjadi tantangan kita bersama karena tahun 2024 merupakan tahun terakhir,” pungkasnya. (SM7)