Progres Penanganan Stunting Kabupaten Manokwari, Dari 135 Kini Tersisa 33 Anak Stunting

Manokwari – Pemkab Manokwari melalui Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Manokwari telah melakukan penanganan terhadap anak-anak stunting. Dari awalnya 135 anak, kini tersisa 33 anak stunting yang masih dalam penanganan.

Ketua TP PKK Kabupaten Manokwari, Febelina Indou, menjelaskan bahwa penanganan stunting dimulai dengan melakukan pendataan dan pengukuran ulang. Dari pendataan dan pengukuran ulang, didapat 135 anak masuk kategori stunting.

Bacaan Lainnya

“Hasil pendataan dan pengukuran ulang lalu ditindaklanjuti dengan penanganan by name by address di mana dibentuk tim yang terdiri dari kader PKK kampung/kelurahan, kepala Puskesmas, dan ahli gizi,” tutur Febelina.

Dari 135 anak tersebut, menurut Febelina, satu anak meninggal dunia dan satu anak lagi ikut orangtuanya pindah ke luar Kabupaten Manokwari. Dengan demikian, hanya 133 anak yang ditangani.

“Dari penanganan selama tiga bulan atau 90 hari, pada bulan pertama atau 30 hari pertama dilakukan pengukuran lagi dan didapati terjadi penurunan sebanyak 57 anak yang dinyatakan bebas dari stunting,” katanya.

Kemudian, lanjut Febelina, dilakukan penanganan lagi terhadap anak-anak yang masih dinyatakan stunting. Dari penanganan yang dilakukan kini tersisa 33 anak yang masih dilakukan penanganan.

“33 anak ini tersebar di 13 Puskesmas, sehingga dilakukan penanganan lagi bersama dengan Tim Penggerak PKK distrik dan kelurahan, dan pelayanan dilakukan setiap bulan melalui Posyandu di wilayah masing-masing,” katanya.

Dalam pelayanan di Posyandu, menurut Febelina, anak-anak itu diberikan makanan tambahan (PMT) berupa bubur kacang hijau dan telur. Di bulan berikutnya diganti dengan bubur ayam dan telur. Di bulan Desember ini sudah masuk pada bulan ketiga penanganan.

Baca Juga:  Percepat Penurunan Stunting, BKKBN Papua Barat Gelar Pemilihan Duta Remaja Besti

“Setelah penanganan di bulan ketiga akan dilakukan pengukuran lagi untuk mengetahui perkembangan anak-anak tersebut. Jika setelah diukur ulang masih terdapat anak-anak stunting, maka akan dilakukan penanganan lanjutan,” ujarnya.

Selain penanganan di Posyandu, menurut Febelina, TP PKK Kabupaten Manokwari bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Papua Barat melakukan penanganan setiap hari melalui pemberian menu B2SA Kampung Stunting.

Pelayanan tersebut juga untuk anak-anak yang masuk kategori kurang gizi. Sebab, kata Febelina, kebanyakan anak adalah kurang gizi. Karena itu, pelayanan dimaksudkan agar kebutuhan gizi mereka terpenuhi dengan baik.

“Sebab kalau stunting butuh waktu selama tiga bulan untuk penanganan. Tetapi dalam proses setelah satu bulan penanganan sudah ada perubahan. Berarti asupan gizinya yang harus dipenuhi,” imbuhnya.

Febelina menambahkan bahwa dari 33 anak tersebut ada dua anak yang memiliki penyakit bawaan. Karena itu, dirujuk untuk mendapatkan penanganan tambahan di layanan kesehatan secara intens. (SM7) 

Pos terkait