Manokwari – Para petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Setia Bersama bersyukur karena di tengah kesulitan memperoleh pupuk kimia, Bank Indonesia hadir memberikan solusi dengan penggunaan pupuk organik. Untuk pertama kalinya, uji coba penggunaan pupuk organik dilakukan pada lahan Gapoktan Setia Bersama.
“Kami sendiri sangat senang, sangat berterima kasih kepada Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat karena di tahun-tahun akhir ini petani kami sangat kesulitan mendapatkan pupuk kimia, khususnya pupuk bersubsidi BI datang membawa solusi, alternatif. Ketika kita butuh pupuk kimia kemudian pupuknya ini langka kita diajari, dikasih ilmu untuk membuat pupuk organik dan cara penggunaan yang tepat. Jadi kami sangat senang dan sangat berterima kasih kepada Bank Indonesia,” ungkap Ketua Gapoktan Setia Bersama Kampung Udapi Hilir, Distrik Prafi, usai Gerakan Tanam Perdana Padi Organik berbasis MA-11, Kamis (19/10/2023).
Menurut Indra, selama ini petani kesulitan memperoleh pupuk kimia, khususnya pupuk bersubsidi. Sebab dari pemerintah hanya memberikan subsidi sebesar 50 persen dari total kebutuhan petani.
“Jadi misalkan ketika petani ini butuhnya 1 ton, yang disubsidi ternyata hanya separuhnya. Bahkan untuk tahun ini hanya 30 persen dari kebutuhan petani. Jadi untuk menutup yang 70 persen itu yang saat ini kami mendapat solusinya, dapat jawabannya dari BI dengan cara organik,” katanya.
Indra mengatakan, penggunaan pupuk organik baru kali ini karena sebelumnya para petani menggunakan pupuk kimia.
‘Ini perdana menggunakan pupuk organik. Sebelumnya masih menggunakan pupuk kimia, jadi ini perdana untuk full organik,” imbuhnya.
Dia menambahkan, saat ini tanam perdana padi organik berbasis MA-11 dilakukan pada demplot seluas 1/4 hektar di lahan Gapoktan Setia Bersama. Jika itu berhasil dan sesuai dengan keinginan, maka akan kembangkan ke petani-petani lainnya.
“Kalau berhasil dan sesuai keinginan, kita akan kembangkan ke petani-petani di kampung Udapi Hilir dulu, setelah itu baru dikembangkan ke kampung lain,” tukasnya. (SM7)