MANOKWARI – Data merupakan faktor yang wajib menjadi perhatian dalam upaya penurunan angka stunting. Salah data, salah sasaran.
“Perlu saya sampaikan bahwa faktor yang penting yang wajib diperhatikan agar upaya penurunan starting dapat tepat sasaran adalah kualitas data yang akan menjadi rujukan perencanaan, monitoring, dan evaluasi intervensi stunting. Salah datanya pasti salah tindakannya, sasarannya,” ujar Sekda Manokwari, drg. Henri Sembiring, saat mewakili Bupati Manokwari membuka sosialiasi bagi Kelompok Kerja (Pokja) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) Distrik Manokwari Barat, di aula Balai Kampung Soribo, Kamis (08/12/2022).
Menurut Sembiring, saat ini prevalensi stunting di Kabupaten Manokwari masih tercatat tinggi di angka 22,6 persen. Artinya, kata dia, kini tersisa waktu dua tahun untuk mencapai target 14 persen pada tahun 2024.
“Ini merupakan tantangan terbesar bagi kita, namun harus kita hadapi secara bersama-sama. Untuk itu, saya mengimbau kepala Puskesmas, bidan desa, petugas gizi, petugas lapangan, bersama dengan kader Posyandu dan tim pendamping keluarga untuk dapat bekerja sama dan sama-sama bekerja melakukan pendataan bayi dan balita yang berpotensi stunting,” tegasnya.
Kepada kepala distrik, Sembiring meminta untuk memfasilitasi serta mengkoordinir kelurahan dan kampung serta memastikan kegiatan untuk penurunan stunting di tingkat kampung dan kelurahan. Dan dana desa, katanya, dapat digunakan untuk kesehatan bagi ibu dan balita.
“Perlu diketahui bahwa masa depan kita tergantung pada kolaborasi yang kita lakukan saat ini. Anak-anak bangsa adalah bagian dari masa kini dan masa depan. Sekarang kita rawat mereka kelak mereka akan merawat bangsa ini,” tukasnya.
Kepala Bidang KBKS pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlidungan Anak, dan KB Kabupaten Manokwari, Martha Maria Pattipeilohy, mengatakan, sosialisasi dilaksanakan sekaligus untuk mengevaluasi kinerja TPPS dan tim pendamping keluarga stunting yang sudah dibentuk. Selain itu, menyepakati langkah-langkah dalam upaya percepatan penurunan di stunting serta mendukung pelaksanaan program TPPS berkoloborasi dengan TPPS kabupaten dan distrik.
“Sasarannya yaitu TPPS, tim pendamping keluarga, PUS (pasangan usia subur), keluarga yang berisiko stunting, ibu menyusui, dan balita. Sedangkan peserta terdiri dari kepala kampung, kepala Puskesmas, bidan Puskesmas atau petugas kesehatan, kader PPK, dan kadar Posyandu,” tukasnya.
Turut hadir pada kesempatan itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung, Jeffry Sahuburua; serta Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Kabupaten Manokwari, Adolfince P. Orisoe. Kegiatan itu juga dirangkai dengan penyerahan SK TPPS bagi kepala kampung se-Distrik Manokwari Barat, serta pemberian makanan tambahan bagi anak stunting. (SM7)