WAISAI, RAJA AMPAT – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Papua Barat melalui Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Waisai bersama Fauna & Flora International Indonesia Programme (FFI’s IP) dan volunteer lingkungan Raja Ampat kembali menggelar Pendidikan Konservasi (PenKon), dengan kali ini dilaksanakan di SD YPK Getsemani Kampung Saporkren, Distrik Waigeo Selatan tanggal 23 hingga 25 Juni 2022 lalu.
Secara terpisah, Kepala SKW 1 Waisai, Partolongan Manalu menjelaskan kepada awak media, bahwa seperti yang telah dilakukan di Kampung Warsambin sebelumnya, PenKon ini menargetkan siswa SD kelas 4, 5, dan 6 yang bertujuan untuk memberikan edukasi atau pengetahuan tentang konsep konservasi sedini mungkin, tentunya dengan pendekatan belajar dan bermain, baik dalam ruangan atau indoor dan diluar ruangan atau outdoor. Dan, Kampung Saporkren yang merupakan Kampung Wisata pertama di Waigeo sekaligus kampung yang berada di daerah penyangga Cagar Alam Waigeo Barat, yang juga sebagai habitat alami beberapa satwa endemik Raja Ampat, seperti Cenderawasih Merah, Cenderawasih Botak dan Kuskus Waigeo. Materi konservasi yang diberikan kepada anak usia muda, diharapkan menjadi solusi terbaik agar satwa-satwa endemik ini tidak punah dan dapat lestari di alamnya.
“Seperti yang kami lakukan di Kampung Warsambin, sedini mungkin, kami kenalkan tentang konservasi, harapannya setelah besar mereka dapat menjaga alamnya sendiri dan menginspirasi siapapun yang ada disekitarnya. Edukasi ini juga sangat penting, agar mereka mengetahui manfaat satwa liar, khususnya satwa endemik ini di alamnya,” ujar Partolongan Manalu kepada awak media, Kamis (30/06/2022) lalu.
PenKon ini diikuti oleh sekitar 20 siswa-siswi SD YPK Getsemani Kampung Saporkren dengan tiga topik utama, yaitu Ekosistem Hutan dan Pesisir, Satwa Liar Endemik dan Dilindungi di Raja Ampat, dan Satwa dan Tumbuhan di sekitar kita. (SM14)
