MANOKWARI – Hari ini tepat 1 tahun peristiwa rasisme yang terjadi pada mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang oleh oknum tidak bertanggung jawab. Dampak ujaran rasisme meluas sampai ke daerah-daerah di Tanah Papua termasuk Manokwari.
Bahkan pada hari ini setahun lalu, Manokwari begitu mencekam, aksi spontan yang dilakukan untuk mengecam keras ujaran rasisme yang dilontarkan. Kekecewaan akan rasisme berujung pada aksi pengrusakan sejumlah fasilitas daerah. Akibat aksi tersebut, aktivitas Manokwari lumpuh total. Hingga kini, puing-puing sisa insiden tersebut masih terlihat yakni di gedung DPR Provinsi Papua Barat dan beberapa kantor pemerintahan yang berlokasi di Eks Kantor Gubernur Papua Barat.
Terkait hal ini, saat ditemui, Rabu (19/8/2020), Kapolres Manokwari, AKBP. Dadang Kurniawan, memberi apresiasi kepada seluruh masyarakat Papua khususnya masyarakat Manokwari, yang telah membantu pemerintah dan aparat keamanan dalam menciptakan situasi yang aman dan kondusif.
Sejauh pantauannya, masyarakat semakin cerdas dalam memilah permasalahan yang tentu akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup sosial. Tidak kalah pentingnya, masyarakat sudah mampu menahan diri dari segala bentuk hasutan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Puji syukur saya haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang mana masyarakat di wilayah Papua Barat khususnya Manokwari tidak melakukan kegiatan yang dapat merugikan proses pembangunan yang ada. Masyarakat sudah boleh berkaca dari masalah tersebut berusaha membangun dan meminimalisir masalah dari pengalaman pahit tersebut. Jadi secara umum kami ucapkan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang mana tidak terpuruk dengan permasalahan, namun berusaha untuk memperbaiki,” ucap Kapolres.
Diakuinya, pihak TNI Polri tidak akan tinggal diam kepada oknum yang dengan sengaja ingin mengacaukan situasi kamtibmas di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), terlebih khusus di Manokwari. Oleh karenanya, penegakan hukum telah menjadi konsekuensi kepada oknum-oknum tersebut, agar kejadian serupa tidak kembali terjadi. Sebab jika tidak demikian, akan mengganggu seluruh proses pembangunan.
“Perlu kami sampaikan bahwa permasalahan tersebut sudah selesai dan oknum-oknum yang melakukan perbuatan melanggar hukum sehingga terjadi peristiwa yang sangat fenomenal di wilayah Papua itu sudah menjalani hukuman. Kami dari Polres yang di dukung oleh Sat Brimob serta TNI, berusaha selalu melakukan upaya dan tindakan preemptif maupun preventif dan penegakan hukum,” tuturnya.
Kapolres mengimbau masyarakat Manokwari agar tidak terpancing dengan segala isu provokasi yang dapat memecah bela persatuan dan kesatuan ditengah masyarakat.
“Kita harus berfikir positif terhadap perkembangan dan perubahan zaman. Apa lagi saat ini di masa pandemik, dan yang terpenting adalah masih banyak agenda pembangunan di pemerintahan yang harus kita dorong untuk memajukan daerah kita ini. Oleh sebab itu, masyarakat diharapakan bisa mengamankan diri masing-masing, terlebih menjauhkan diri dari ajakan-ajakan yang tidak tepat dan berfikir untuk membangun keluarga dan kehidupan yang lebih baik,” harap Dadang. (SM3)