SMAN 2 Manokwari Dipalang Orangtua Siswa, Ini Tanggapan Kepala Sekolah

MANOKWARI – Kepala SMAN 2 Manokwari memberikan tanggapan terkait pemalangan sekolah itu oleh orangtua siswa. Pemalangan itu dilakukan karena orangtua siswa kecewa anak mereka yang masuk dalam zonasi untuk mendaftar di SMAN 2 Manokwari tidak diterima.

Tak hanya itu, link untuk pendaftaran online yang diberikan pihak sekolah juga dinilai bermasalah. Banyak anak tidak bisa membuka link pendaftaran.

Bacaan Lainnya

Lnk pendaftaran yang disampaikan pihak sekolah juga salah. Link yang diberika adalah region 1, sementara SMAN 2 Manokwari masuk dalam region 5.

Terkait pemalangan itu, Kepala SMAN 2 Manokwari, Adrianus Hara, mengatakan bahwa pendaftaran online bukan hanya dilaksanakan oleh SMAN 2 Manokwari, tapi seluruh SMA di Papua Barat bahkan Indonesia.

Mengenai anak-anak yang masuk dalam zonasi untuk mendaftara di SMAN 2 tapi tidak diterima di SMAN 2, dia mengatakan bahwa meskipun masuk dalam region, namun harus mendaftar pula secara online.

“Region 5 tapi masuk dalam sistem atau tidak? Kan mereka tidak online. Yang mereka minta itu harus offline. Offline bagaimana, kita harus proses dulu yang masuk di sistem dulu, yang online. Yang online ini saja sudah 500 lebih,” katanya.

Desakan orangtua siswa, lanjut dia, di luar petunjuk teknis (juknis) PPDB. Karena itu, orangtua siswa diarahkan untuk mendatangi Dinas Pendidikan Papua Barat.

“Terus yang mereka mendesak itu kan di luar dari ketentuan aturan jukni yang ada. Makanya tadi diarahkan, jangan mereka demo di sekolah. Semua ke dinas mendaftar di sana lalu dinas mendata semua. Baru nanti solusinya seperti apa,” ujarnya.

Baca Juga:  Kasus Kronis Filariasis di Manokwari Mencapai 142 Kasus

Dia menyebut kuota di SMAN 2 hanya sebanyak 288 siswa. Kuota itu pun sudah penuh.

“Tahun lalu melebihi daya tamping, tiga kelas tidak punya ruangan. Untungnya waktu itu Covid jadi sekolah online, tapi kalau offline kita masuk semua tiga kelas kita mau taruh di mana. Sekarang yang mendaftar lewat sistem saja sudah 508, sementara yang diterima hanya 288. Mau paksakan taruh di mana. Terus tenaga guru juga lagi langka di seluruh Papua Barat ini, paksakan mau anak bapak-ibu yang ajar siapa. Sementara SMAN 2 bukan satu-satunya sekolah SMA di Manokwari, kan ada SMA-SMA lain, kurikulum semua sama,” tukasnya. (SM7)

Pos terkait