MANOKWARI – Kepala Badan Kepegawaian Daerah Manokwari, Anton Renyaan, terpaksa harus mengenakan helm huru hara milik Polisi saat menemui ratusan massa pendemo yang menuntut transparansi tentang hasil seleksi CPNS formasi 2018 yang belum juga di umumkan. Tidak hanya itu, Anton Renyaan mendapat pengawalan ketat oleh puluhan personil Sat Brimob Polda Papua Barat.
Dihadapan massa pendemo yang tidak lain adalah para peserta CPNS, mengatakan bahwa hingga malam ini pihaknya belum mendapatkan hasil seleksi CPNS formasi 2018 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) di Jakarta. Segala upaya sudah dilakukannya secara berjenjang mulai dari daerah hingga ke pemerintah pusat. Namun sayangnya, hasil seleksi tersebut belum juga di kirim hingga malam ini.
“Tadi pagi kami sudah jelaskan dan sampai jam ini kami masih menunggu nama-nama itu. Kalau mau paksa saya mau kasih keluarkan kertas putih? Saya juga belum dapat nama dari sana. Kalau ada nama-nama sekarang, saya akan koordinasi dengan Bupati untuk di umumkan. Saya juga terbeban dan masih menunggu. Saya sudah koordinasi dengan pusat tolong dikeluarkann dan jawabannya sudah ada di meja pimpinan. Saya belum pastikan, tapi kalau ada malam ini kita lepas,” terang Anton, Kamis (30/7/2020) malam.
Menanggapinya, perwakilan peserta CPNS formasi 2018 menuntuk pihak BKD, pemerintah daerah, dan pihak Kantor BKN Regional XIV Manokwari, untuk memfasilitasi para pencaker ke Kemenpan-RB guna memastikan alasan belum di keluarkannya hasil seleksi tersebut.
Mereka juga sempat mempertanyakan kinerja BKD dan pemerintah daerah untuk menjemput hasil yang telah dinantikan selama satu tahun lebih ini.
“Kami masih bersabar dan menunggu. Satu tahun ini apa yang dikerjakan oleh BKD dan Pemerintah. Alasannya apa. Ini sudah di sampaikan dari Gubernur dan Bupati. Kalau belum ada, jangan kasih informasi dulu ke masyarakat. Apakah ini kelalaian daerah atau pusat. Jangan sampai ada nama titipan, kami sudah tau,” teriak Yustinus.
Massa pendemo mengancam untuk menolak hasil seleksi tersebut, dengan konsekuensinya hasil seleksi CPNS formasi 2018 dialihkan seluruhnya untuk formasi 2019. Sehingga secara otomatis formasi CPNS 2019 di tiadakan dengan alasan kekususan.
“Kami minta Pemda, BKD, dan BKN Regional untuk fasilitasi kami dengan pemerintah pusat. Dan kami akan buat pernyataan untuk tolak hasil. Dan hasil 2018 harus di alihkan ke formasi 2019 khusus untuk OAP. Jangan lagi ada pengumuman oleh pemda,” tambah perwakilan massa pendemo.
Massa pendemo sebelumnya melakukan aksi pemalangan dan bakar ban bekas di ruas jalan Reremi dan Yosudarso Sanggeng sekira pukul 17.15 WIT. (SM3)