KUPANG – Tim Peduli Kasih Bencana NTT dari Provinsi Papua Barat memulai penyaluran bantuan kepada masyarakat terdampak bencana alam dari Kabupaten Kupang, Senin (26/4/2021). Titik pertama yang didatangi untuk diserahkan bantuan yakni Desa Oesena di Kecamatan Amarasi.
Sempat terkendala karena jalan rusak akibat bencana, tim akhirnya tiba di kantor Desa Oesena untuk menyalurkan bantuan. Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh ketua tim, Clinton Tallo serta wakil ketua tim, Martinus Lende Mere dan Romanus Pegan serta pengurus Ikatan Keluarga Flobamora (IKF) Papua Barat.
Usai menerima bantuan, salah satu warga Oesena, Nikanor Nubatonis, mengungkapkan terima kasih kepada Tim Peduli Kasih Bencana NTT dari Papua Barat dan IKF Papua Barat atas kepedulian kepada masyarakat NTT yang terdampak bencana.
“Kami bersyukur karena dengan adnya doa dan keluhan, maka kami merasa bantuan yang datang luar biasa bagi kami. Hari ini kami dapat bantuan dari IKF Papua Barat. Terima kasih karena peduli dengan kami. Kami doakan bapak dan ibu semua diberkati,” ungkapnya.
Kepala Desa Oesena, Nelson Nelson F. Boymau, mengatakan, meski bencana kemarin tidak sampai menimbulkan kejadian fatal di desanya, namun sebanyak 239 kepala keluarga (KK) dengan 822 jiwa terdampak. Ratusan jiwa itu terpaksa mengungsi karena lahan di sekitar rumah mereka berpotensi amblas dan mengancam keselamatan jiwa mereka.
Tak hanya itu, menurut Boymau, sawah dan kebun milik masyarakat juga hancur dihantam banjir. Akibatnya, tanaman pertanian juga ikut tersapu banjir.
“Lahan padi rusak, jembatan rusak, jadi kami pikir apakah sawah bisa dikerjakan tahun depan atau tidak. Itu yang kesulitan masyarakat rasakan,” tukasnya.
Ketua Tim Peduli Kasih Bencana NTT dari Papua Barat, Clinton Tallo, mengatakan, bantuan yang diberikan merupakan bentuk kepedulian masyarakat Papua Barat kepada masyarakat yang terdampak bencana alam.
“Ini bentuk kepedulian kami kepada bapak dan mama sekalian semoga membantu meringankan beban bapak dan mama sekalian,” ujarnya.
Wakil ketua tim, Martinus Lende Mere, meminta agar bantuan yang diberikan tidak dilihat nilainya, tapi maknanya.
“Mohon jangan dilihat nilainya, tapi maknanya bahwa kami walaupun jauh dari bapak dan mama sekalian di daerah rantau, kami peduli untuk membantu meringankan sedikit beban yang dirasa bapak ibu,” ungkapnya. (SM7)