Ada Dugaan Tuduhan Terlibat Pembunuhan, Budoyo: Kentara Sekali kalau itu Rekayasa

Plt. Bupati Manokwari, Edi Budoyo. (Foto:SM7)

MANOKWARI – Plt. Bupati Manokwari, Edi Budoyo, merasa ada rekayasa dalam dugaan tuduhan kepadanya terlibat kasus pembunuhan salah satu staf Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, Sumiati Simanulang, beberapa waktu lalu. Sebab, dalam surat permohonan tanggapan yang dikirim salah satu lembaga di Jakarta kepadanya itu seperti copy paste. Surat permintaan tanggapan itu dikirim oleh seseorang yang tidak dikenalnya melalui pesan WhatsApp (WA).

Kepada wartawan di rumah jabatan Wakil Bupati Manokwari, Rabu (20/5/2020), Budoyo mengatakan, dugaan tuduhan itu pertama kali diketahuinya setelah menerima surat melalui WA dari salah satu lembaga di Jakarta. Nomor orang yang mengirim pesan WA itu sudah disimpan di handphonenya karena sebelumnya nomor itu tidak ada di daftar kontak.

Bacaan Lainnya

Pesan WA itu, katanya, diterima ketika dirinya dalam perjalanan dari kantor ke rumah.

“Saya merasa lucu saja. Bahasanya agak bagus tapi kayaknya copy paste, ubah saja tapi cuma yang dibawa lupa diubah jadi kentara sekali kalau itu rekayasa,” ujarnya.

Setelah menerima pesan via WA, kata Budoyo, dirinya meneruskan pesan tersebut kepada kuasa hukum Pemkab Manokwari, Jimmy Ell, dan menyampaikan untuk membuat laporan polisi.

Budoyo mengaku pada Senin kemarin orang yang mengirim surat melalui pesan WA itu kembali mengirim pesan WA kepadanya. Dalam pesan WA, si pengirim menyampaikan ingin mengirim fisik surat tersebut. Namun belum dikirimkan kepadanya.

“Jadi mau menakuti atau meneror, tapi belum dikirim. Tadi pak Jimmy ke sini sudah memprint-nya. Jadi saya dikasih. Tapi dari yang bersangkutan menyampaikan bahwa ‘nanti saya kirim fisiknya’. Kalau dalam satu minggu dirinya tidak membertikan klarifikasi, berita itu akan disebarkan secara online. Ancamannya seperti itu,” tuturnya.

Baca Juga:  Mentan Yasin Limpo Dinanti KPK Demi Kejelasan Duduk Perkara

Namun, Budoyo mengaku belum ada permintaan materi dari pengirim WA tersebut.

“Makanya belum diketahui motifnya apakah politik atau pemerasan atau kedua-duanya. Tapi yang jelas, lembaga di Jakarta tau situasi di Manokwari berarti ada orang Manokwari yang bermain. Masa orang Jakarta tahu Manokwari terus tahu nama-nama yang itu dari mana,” tambahnya. (SM7)

Pos terkait