MANOKWARI, – Masyarakat Pegunungan Tengah di Manokwari akan bersama dengan anggota DPRD Manokwari, Aloysius Siep, akan mendatangi Kejaksaan Tinggi (Kejati) Papua Barat, Selasa (8/8/2023) besok. Mereka akan mempertannyakan perkembangan penanganan kasus dugaan korupsi dana hibah untuk Pemuda Katolik Papua Barat.
Aloysius Siep mengatakan kasus dugaan korupsi dana hibah Pemuda Katolik sudah sejak tahun 2021 dan hingga kini Kejati Papua Barat belum bisa mengungkap kasus tersebut. Sebagai politisi dan anggota DPRD Manokwari, Aloysius merasa terganggu dengan kasus tersebut karena namanya pun ikut dibawa-bawa.
“Karena itu, besok bersama masyarakat Pegunungan Tengah kami akan menanyakan perkembangan kasus tersebut ke Kejati Papua Barat,” ujar Siep dalam jumpa pers di kediamannya, Senin (7/8/2023) malam.
Menurut Siep, sudah dua kali dirinya memenuhi panggilan Kejati Papua Barat dan dirinya pun sudah menjelaskan bahwa tidak terlibat dalam persoalan dugaan korupsi tersebut.
“Sudah dua kali saya sampaikan kepada penyidik bahwa saya sama sekali tidak terlibat dengan persoalan ini. Namun persoalan ini membuat publik bertanya-tanya dan menjadi buah bibir di masyarakat bahwa sayalah yang terlibat dalam persoalan ini, sehingga saya perlu tegaskan bahwa saya tidak terlibat dalam persoalan ini. Karena itu, saya mengumpulkan Kepala Suku dan masyarakat Pegunungan Tengah dan kami besok akan menanyakan persoalan ini ke Kejati,” katanya.
Dirinya juga akan memanggil pengurus Pemuda Katolik baik pengurus lama maupun pengurus baru agar persoalan itu menjadi jelas karena namanya juga dibawa-bawa dalam persoalan itu.
“Mereka juga perlu bertanggung jawab karena saya sudah dua kali dipanggil Kejati. Dan sekali lagi saya tegaskan bahwa saya tidak terlibat persoalan itu. Dua kali saya dipanggil dan saya sampaikan ke penyidik bahwa saya tidak terlibat. Kasus ini sudah dari 2021 dan dibicarakan terus di media, sehingga saya perlu sampaikan bahwa nanti kami akan pertanyakan ini ke kejaksaan. Saya sampaikan bahwa saya tidak terlibat kasus ini dan silakan ditanyakan ke penyidik,” tegasnya.
Siep mengatakan, jika dirinya terbukti tidak terlibat, maka pihaknya akan menuntut secara hukum baik hukum positif maupun hukum adat.
“Nama-nama yang sudah pernah menjadi saksi serta pengurus kita akan bertemu di kepolisian. Tapi sebelum ke kepolisian kami akan mempertanyakan perkembangan penanganan kasus ini ke Kejati karena kami juga sudah dapat laporan dari Inspektorat Papua Barat bahwa persoalan ini sudah ditutup. Sebagai politisi saya terganggu dengan persoalan ini karena setiap kami turun isu ini terus dimainkan, sehingga saya memanggil teman-teman untuk menjelaskan bahwa saya tidak terlibat persoalan ini,” tegasnya lagi.
Siap mengatakan, pada tahun 2021 dirinya menjadi ketua panitia Kongres Pemuda Katolik Papua Barat, tapi saat itu kongres batal dilaksaakan karena pandemik Covid-19.
“Dan uangnya juga tidak ke saya, uangnya ke badan pengurus. Makanya saya bilang saya tidak terlibat persoalan ini. Tidak ada juga transaksi dan tanda tangan saya. Karena itu, kita akan ketemu dan ruang yang tepat untuk bertemu adalah di Polda Papua Barat,” tandas Siep.
Wakil Kepala Suku Pegunungan Tengah, Yusak Kadepa, mengatakan, masyarakat Pegunungan Tengah di Manokwari merasa terganggu karena nama Aloysius Siep dibawa-bawa dalam persoalan kasus dugaan korupsi dana hibah Pemuda Katolik. Karena itu, pihaknya besok akan mempertanyakan kasus tersebut ke Kejati Papua Barat.
“Kami masyarakat Pegunungan Tengah di Manokwari merasa terganggu setelah adik kami, saudara kami namanya dibawa dalam persoalan dugaan korupsi dana hibah Pemuda Katolik. Kami besok akan pertanyakan perkembangan kasus ini ke Kejati dan jika nanti terbukti saudara kami tidak terlibat, kami akan tuntut secara hukum baik hukum positif maupun hukum adat,” tandasnya. (SM7)