MANOKWARI, – Setelah Timnas Indonesia meraih medali emas cabang sepakbola putra di ajang SEA Games 2023, nama Sekolah Sepakbola (SSB) Mansinam pun ikut terkerek.
Itu karena salah satu punggawa Timnas yang juga top skor di ajang SEA Games 2023, Fajar Fathurahman, adalah alumni SSB Mansinam.
Pendiri SSB Mansinam, Roberth KR Hammar, mengatakan prestasi yang dirah Fajar menjadi suatu kebanggaan luar biasa bagi SSB Mansinam. Sebelumnya sudah ada alumni yang bermain hingga ke luar negeri, namun masih dalam taraf mewakili klub.
“Baru kali ini Fajar mewakili bangsa Indonesia di SEA Games. Apalagi setelah 32 tahun baru melalui Timnas sekarang bisa raih emas sepakbola di SEA Games. Dan top skor di ajang ini adalah Fajar,” ujar Hammar.
Selain Fajar, lanjutnya, sebenarnya ada beberapa pesepakbola yang lahir dari SSB Mansinam. Seperti Yanto Wandik kapten Perseman saat ini.
“Di futsal juga banyak anak-anak kita. Termasuk di klub futsal Blacksteel Manokwari. Fajar sendiri masuk ke SSB Mansinam sejak kelas 1 SMP hingga SMA terus pindah ke Purwakarta,” ungkapnya.
SSB Mansinam sendiri, kata Hammar, didirikan pada 5 Februari 2004. SSB kedua di Manokwari itu didirikan karena adanya keprihatinan terhadap perkembangan Perseman dan sepakbola Manokwari.
“Saya pikir kalau setiap kali saya protes tidak ada gunanya, kritisi tidak ada gunanya. Kenapa saya tidak buat sekolah sepakbola untuk mencari bibit-bibbit baru untuk bisa berkembang itu jauh lebih bagus. Akhirnya dengan ide itu mendirikan SDB Mansinam,” tuturnya.
Menurut Hammar, SSB Mansinam tidak memungut biaya dari anak-anak Papua serta sudah tercatat dan dikenal di pusat. Dan meskipun sudah banyak berkontribusi, SSB Mansinam jarang sekali mendapatkan perhatian dari KONI dan pemerintah daerah.
“Seharusnya ada perhatian dari KONI terhadap pembinaan atlet seperti yang dilakukan SSB Mansinam. Tapi saya pikir dalam beberapa waktu terakhir ini SSB Mansinam tidak mendapat perhatian proporsional dari pemerintah daerah,” katanya.
Diakui Hammar, salah satu sistem yang diterapkan di SSB Mansinam adalah tidak terikat. Itu dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada pemain berkreativitas.
“Tapi ke depan ini di tahun 2024 ini kemungkinan kita mulai membuat ikatan supaya ada kontrbusi masuk untuk membina adik-adik di bawah. Arahnya ke situ tapi kita tidak sampai ke tingkat bisnis. Hanya pembinaan,” tegasnya.
Menurut Hammar, Bupati Manokwari, Hermus Indou, punya perhatian yang bagus terhadap pembinaan olahraga. Karena itu pihaknya akan menyampaikan laporan agar Bupati Hermus bisa mengetahui kontribusi SSB Mansinam untuk persepakbolaan di Manokwari, Papua Barat, dan Indonesia.
Meski dalam keterbatasan, lanjut Hammat, SSB Mansinam tetap berlatih, minimal tiga kali dalam seminggu di lapangan Kodim 1801/Manokwari.
“Kita memang sedikit terpuruk mulai dari empat tahun terakhir, sehingga kita jalan apa adanya tapi luar biasa dua pelatih ini, Aples dan Isak mempunyai integritas luar biasa, sehingga tetap mengawal anak-anak latihan hingga meraih prestasi. Paling tidak seminggu tiga kali latihan,” ungkapnya lagi.
Lima tahun lalu, kata Hammar, melihat prospek sepakbola perempuan, SSB Mansinam juga membuka kelas putri.
“Dan ternyata pada tahun 2019 tim putri juara di Manokwari,” sebutnya.
Dia menambahkan, saat ini SSB Mansinam belum memiliki sekolah tetap, sehingga ke depan akan dibuat seperti sekolah formal. Dengan demikian, siswa tidak hanya dilatih mengembangkan bakar olahraga sepakbola tapi juga memiliki ijazah.
Baca Juga: Serahkan Hasil Munas Makassar, Clinton: Akhir Juni Pengurus RBFI Bisa Dilantik
“Kita ada berpikir ke sana, tetapi kita siapkan pelatih dulu, tidak hanya pelatih di lapangan tapi juga di dalam kelas supaya membentuk sikap dan perilaku karena menurut saya percuma para atlet kita punya prestasi bagus tapi tidak sekolah baik. Itu tidak terlalu berpengaruh baik terhadap kehidupan ke depan. Jadi dia harus sekolah, bisa sarjana, dan punya prestasi baik, sehingga suatu ketika dia bisa memilih antara tetap di jalur olahraga atau ke jalur yang lain,” pungkasnya.
Hal yang sama disampaikan Fajar. Ia mengungkapkan bergabung bersama SSB Mansinam karena SSB Mansinam masih aktif i sampai saat ini.
“Mulai masuk itu teman kompleks yang ajak, awal masuk memang belum ketemu pelatih Isak dan pelatih Aples, jadi datang hanya main game, terus ketemu beberapa senior disana,” kata Mohammad Fajar Faturahman Minggu (28/5/2023) Malam saat acara makan malam bersama pengurus dan pelatih SSB Mansinam di Manokwari.
Fajar bergabung dengan SSB Mansinam pada saat ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 1 Manokwari, sebenarnya bukan SSB Mansinam yang pertama ia berlatih sepak bola, hanya saja yang pertama itu ia tidak terlalu aktif
“Alasan pilih SSB Mansinam karena memang terlihat aktif sehingga saya bergabung disini sampai sekarang,” ucap pemain yang kini berulang Tahun pada 29 Mei itu. (SM)