MANOKWARI – Pusat Pengembangan Kapasitas dan Kerjasama (PPKK) adalah unit kerja di Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta secara konsisten berusaha meningkatkan kontribusinya dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat sebagai perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Sejak berdiri tahun 2008 PPKK Fisipol UGM secara aktif telah menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga pemerintah/swasta baik ditingkat pusat maupun daerah dan dengan perguruan tinggi serta lembaga-lembaga internasional.
Mewujudkan dan mencerdaskan anak bangsa termasuk anak asli papua merupakan salah satu tujuan kehadiran PPKK. Hal ini disampaikan Koordinator Penghubung Tim Gugus Tugas Papua UGM wilayah Papua Barat, Trivonia.
Nafurbenan. SE. MSc.
Sebagai langkah awal, Trivonia menuturkan telah datang ke Sorong Raya Manokwari Raya dan akan Ke Bintuni, Fakfak dan Kaimana untuk melakukan koordinasi penjaringan dan pendampingan seleksi masuk ke UGM serta beberapa perguruan tinggi negeri ternama dan juga swasta yang terakrediatasi.
“Iya, kemarin kami lakukan pertemuan bersama Bupati Manokwari sebelumnya dari Sorong Raya dan akan ke Bintuni, Fakfak dan Kaimana. Semua Kabupaten dan Kota se Papua Barat kami bertemu kepala daerah untuk perkenalkan program penjaringan dan pendampingan seleksi masuk Perguruan Tinggi terutama di Universitas Gadjah Mada dan juga Universitas unggulan negeri lainnya ini perkenalan awal dan direspon baik oleh kepala daerah,” terangnya, Sabtu (24/7/2021).
Dirinya menunjukan bukti keberhasilan pada dua kabupaten di Provinsi Papua yakni Kabupaten Intan Jaya dan Mappi yang telah mengikuti program PPKM sejak dua tahun lalu.
“Kami bukan hanya siapkan proses belajar mengajar namun fasilitas termasuk tempat tinggal. Kabupaten Mappi dan Intan Jaya Provinsi Papua sudah dua tahun mengikuti program ini dan anak-anak Papua sudah masuk di beberapa PT termasuk UGM. Mereka mampu dan akan kami control,” ucapnya.
Kehadiran Program seleksi dan pendampingan calon mahasiswa, kata Trivonia untuk menjawab juga kendala yang terjadi pada program Afirmasi.
“Ada program Afirmasi namun ada kendala, calon Mahasiswa ingin masuk pada Perguruan Tinggi ternama atau ilmu langkah yang memang jarang diminati namun tidak bisa atau tidak lulus, ini kesulitan awal yang menjadi perhatian kami untuk bagaimana memberikan solusi agar calon mahasiswa ini mempunyai kepercayaan diri serta pengetahun untuk dapat kuliah di Perguruan Tinggi tersebut,” jelasnya.
Dirinya bersyukur walaupun pertemuan awal namun antusias kepala daerah mengirimkan data melalui dinas terkait sudah mereka terima.
“Data awal dari Sorong dan Manokwari sudah masuk bahkan Bintuni yang belum saya datangi juga sudah ada 15 orang,” bebernya.
“Mari raihlan cita gapailan bintang cenderawasih Papua Barat, wujudkan generasi emas Papua Barat melalui jalur seleksi dan pendampingan calon mahasiswa Provinsi Papua Barat bersama Pusat Pengembangan kapasitas dan Kerjasama PPKK UGM dan Gugus Tugas Papua UGM Jogjakarta,” tutupnya. (SM)