MANOKWARI, – Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka prevalensi stunting Kabupaten Manokwari mengalami kenaikan signifikan. Kenaikan angka prevalensi stunting di Kabupaten Manokwari hanya kalah dari Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf).
Kepala BKKBN Perwakilan Papua Barat, Philmona M. Yarollo, mengatakan tahun 2022 angka prevalensi stunting di Kabupaten Manokwari naik 9,7 persen menjadi 36,6 persen.
Menurut Yarollo, BKKBN Perwakilan Papua Barat melihat bahwa meski angkanya masih tinggi, sebenarnya Kabupaten Manokwari memiliki komitmen dan sudah banyak melakukan intervensi untuk menurunkan angka prevalensi stunting.
“Karena itu, diharapkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang sudah dibentuk melihat persoalan tersebut. Sebab Manokwari adalah ibukota provinsi Papua Barat yang jumlah penduduknya juga banyak,” katanya, Sabtu (25/02/2023).
Melihat kenaikan ini, lanjut Yarollo, selain Kota Sorong, Manokwari menjadi kabupaten prioritas BKKBN Perwakilan Papua Barat untuk membantu melalukan fasilitasi dan penguatan dalam rangka penurunan angka stunting.
Dia mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan program percepatan stunting butuh kerja bersama, sinergi, dan kolaborasi program karena banyak faktor yang menyebabkan baiknya angka stunting.
Baca Juga: Rekor, Presiden Berikan Hutan Adat Terluas di Indonesia Kepada Masyarakat Adat Marga Ogoney
Dalam penanganan stunting pun butuh anggaran yang besar dan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dwrah tapi lintas sektor dan pihak, termasuk pengusaha.
“Seperti salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memggandeng pengusaha sebagai orangtua asuh dan bisa menurunkan angka stunting sampai di angka 7 persen,” ungkapnya.
Karena itu, tambah Yarollo, pengusaha-pengusaha bisa dilibatkan sebagai orangtua asuh untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Manokwari. (SM7)