RAJA AMPAT – Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah (BLUD UPTD) Kawasan Konservasi Perairan Raja Ampat memaparkan capaian kinerja dalam jumpa pers yang dilaksanakan di Kantor BLUD UPTD, Rabu (29/10/2025).
Capaian kinerja terkait sejumlah aktivitas dan program kerja yang dianggap perlu diberitakan kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat Raja Ampat.
Kepala BLUD UPTD KKP Raja Ampat, melalui Koordinator Media dan Komunikasi, Allan Ramandey menjelaskan beberapa program kerja telah dilaksanakan per Oktober tahun ini yang menyasar langsung masyarakat khususnya yang berhubungan langsung dengan perikanan, diantaranya adalah CODRS di Distrik Kofiau, SISPANDALWAS dan Rumah Ikan di Kepulauan Misool.
Dijelaskan Allan, metode Crew-Operated Data Recording System atau CODRS adalah bentuk kerjasama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) yang sedang dilaksanakan di Distrik Kofiau ini melibatkan nelayan lokal untuk pendataan hasil perikanan dalam bentuk Identifikasi hasil tangkapan nelayan sehingga informasi perikanan akan terukur untuk mendukung program blue economy atau ekonomi biru Kementerian Kelautan Perikanan (KKP)
Lalu Sistem Pemantauan, Pengendalian dan Pengawasan (SISPANDALWAS) Kapal Wisata atau Cluster System yang sedang diterapkan di kawasan konservasi area IV perairan Kepulauan Misool. Program ini diberlakukan karena fenomena maraknya aktivitas kapal wisata di zona konservasi yang terkonsentrasi di satu titik. Sispandalwas ini nantinya akan menggunakam sistem labuh tambat apung atau Mooring system dengan skema booking atau pemesanan atas empat kluster yang dikelola oleh BLUD UPTD KKP di perairan Misool. Hal ini pun akan didukung dengan pemasangan penambahan mooring buoy sebanyak enam buah di Misool diakhir tahun 2025 ini.
Sebagaimana diberitakan oleh media ini sebelumnya, untuk Rumah Ikan telah dipasang dua bulan lalu dilepas pantai Kampung Fafanlap, Misool Selatan. Monitoring pertama telah dilakukan pada 22-24 Oktober untuk melihat perkembangan Rumah ikan yang telah dipasang.
“Inti dari program dan pelatihan serta monitoring yang telah dilaksanakan pada bulan ini adalah memastikan pemanfaatan pada zona konservasi di Raja Ampat ini tetap berbasis pada carrying capacity atau daya dukung lingkungan,” ujar Allan Ramandey. (SM14)





