MANOKWARI – Dalam membangun gedung gereja, jemaat harus bekerja keras dan berkorban. Bantuan dari pemerintah adalah urusan kedua.
Bupati Manokwari, Hermus Indou, mengatakan bahwa tidak ada manusia yang hidup kekal. Semua manusia pasti mengalami kematian. Karena itu, semua orang harus punya investasi.
“Karena ini (pembangunan gereja) pekerjaan (untuk) Tuhan biasanya nanti pemerintah bantu. Pemerintah bantu itu biasa. Di mana-mana pemerintah bantu. Tetapi yang paling penting dari itu semua adalah bagaimana jemaat orang per orang. Kadang kita mau supaya orang lain berbuat untuk gereja kita tapi kita sendiri tidak mau berbuat untuk gereja kita. Orang yang berbuat itu yang dapat berkat, yang tidak berbuat tidak mendapat berkat,” tegas Hermus, pada pelatakan batu pertama pembangunan gedung Gereja Persekutuan Kristen Alkitab Indonesia (GPKAI) Jemaat Yerusalem Baru Sowi IV, Senin (16/05/2022).
Menurut Hermus, sekecil apapun persembahan, dibawa dan diberikan kepada gereja. Sebab Tuhan menitipkan berkat itu, sehingga perlu diberikan juga untuk pembangunan gereja.
“Selama ini kita ingin agar orang lain yang berbuat lebih. Akhirnya orang lain yang dapat berkat. Kita yang hanya duduk diam, kita sepanjang waktu tidak pernah menerima berkat karena orang yang memberi kepada Tuhan itu orang yang bermartabat di mata Tuhan,” tegasnya.
Hermus mengatakan, hal itu butuh pengajaran yang tepat dan benar untuk seluruh umat di Manokwari. Jika membangun gereja memang harus bekerja keras.
“Harus berkorban. Nanti bantuan pemerintah itu urusan kedua, tapi Tuhan perhitungkan kita punya iman dengan pengorbanan yang kita lakukan lebih dahulu karena itu Dia menilainya paling tinggi,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Hermus secara pribadi juga menyumbang 1.000 sak semen untuk membantu pembangunan gedung gereja tersebut. Selain itu, tambahnya, Pemkab Manokwari akan menganggarkan dalam APBD Perubahan atau APBD 2023 untuk membantu pembangunan gedung baru GPKAI Jemaat Yerusalem Baru.
Sementara itu, Kepala Suku Besar Arfak, Dominggus Mandacan, mengatakan bahwa semua yang hadir pada peletakan batu pertama punya tanggung jawab dalam pembangunan gedung gereja baru tersebut.
“Termasuk yang bicara juga punya tanggung jawab. Jadi yang taruh batu dan kita semua yang hadir punya tanggung jawab. Tanggung jawab itu bermacam-macam, ada yang berupa uang, material, pikiran, tenaga, terutama adalah doa. Melalui doa itu pasti Tuhan dengar dan jawab,” katanya.
Pada kesempatan itu, Dominggus Mandacan secara pribadi dan atas nama Kepala Suku Besar Arfak juga memberikan sumbangan berupa 500 sak semen.
“Ada bantuan 500 sak semen dari kami keluarga Dominggus Mandacan dan juga dalam kapasitas Kepala Suku Besar Arfak. Itulah berkat yang Tuhan berikan melalui keluarga dan kami juga berbagi untuk pekerjaan di sini. Dan diharapkan gedung gereja ini dibangun cepat selesai dan digunakan untuk hormat dan kemuliaan Tuhan,” pungkasnya. (SM7)