MANOKWARI – Bupati Manokwari, Hermus Indou, membuka palang akses lokasi pengambilan kapur PT SDIC. Sebelumnya akses ke lokasi itu dipalang warga Kampung Hinck, Distrik Manokwari Selatan.
Pemalangan dipicu aktivitas pengambilan kapur yang menyebabkan banjir hingga menggenangi rumah warga dan sekolah di kampung tersebut. Selain itu, tanaman pertanian warga juga rusak serta kuburan ikut terendam. Warga menuntut pihak perusahaan mengganti rugi tanaman perkebunan yang rusak.
Meski palang ke lokasi pengambilan kapur telah dibuka, namun masih dilakukan pertemuan antara warga Hinck dengan pihak SDIC yang difasilitasi oleh Pemkab Manokwari. Rencananya pertemuan akan dilaksanakan di kantor Bupati Manokwari, Senin (15/3/2021).
Sebelum membuka palang, Bupati Manokwari, Hermus Indou, mengatakan, semua perangkat daerah terkait dan Pemprov Papua Barat rencananya ikut diundang dalam pertemuan warga dengan pihak SDIC. Diharapkan ada kesepakatan dan solusi atas persoalan tersebut.
Menurut Hermus, Pemkab Manokwari juga akan membentuk tim untuk menginventarisir semua kerugian warga Hinck akibat pengambilan kapur oleh PT SDIC. Setelah pendataan akan dikalkulasi untuk dilakukan ganti rugi oleh pihak SDIC.
Dia mengatakan, pemkab dan perusahaan juga akan merehabilitasi lingkungan yang rusak akibat aktivitas perusahaan. Namun yang paling penting saat ini adalah kerusakan tanaman pertanian warga harus segera ditangani.
“Intinya dalam satu minggu ini juga kita cari solusinya,” tandas Hermus.
Sebelumnya, perwakilan warga Hinck, Mulianya Dowansiba, mengatakan, ada banyak kerugian warga yang disebabkan oleh aktivitas perusahaan semen tersebut. Kerugian itu antara lain tanaman pertanian warga tidak dapat berproduksi, bahkan banyak tanaman yang mati akibat polusi pabrik semen.
Selain itu, banyak usaha warga seperti warung yang tutup karena debu dan polusi udara yang disebabkan PT SDIC.
Terbaru, kata dia, akibat aktivitas pengambilan kapur, terjadi longsor yang menutupi Danau Warbideri. Akibatnya, terjadi luapan air hingga ke Kampung Hinck.
“Rumah-rumah warga banyak tergenang air. Sekolah juga tergenang air, sehingga anak-anak tidak bisa bersekolah. Kami minta pemda membantu mencari solusi agar kami tidak terus menjadi korban karena kami juga warga Manokwari,” tandasnya. (SM7)