SUARAMANDIRI, – Pelatih Paris Saint-Germain (PSG) Christophe Galtier marah besar usai timnya disingkirkan Bayern Munich pada babak 16 besar Liga Champions, Kamis (9/3) dini hari WIB.
PSG sebenarnya tidak bermain buruk saat melawan Bayern. Kekalahan 0-1 pada leg pertama membuat Les Parisien aktif menyerang di babak pertama, namun sejumlah peluang emas gagal membuahkan gol.
Salah satu peluang emas yang didapat PSG adalah ketika Vitinha tinggal menceploskan bola ke gawang yang kosong. Tapi tendangannya terlalu lemah dan mampu diantisipasi Matthijs de Ligt sebelum melewati garis gawang.
PSG kemudian kebobolan pada menit ke-61 lewat gol Eric Maxim Choupo-Moting. Gol itu bermula dari kesalahan Marco Verratti yang kehilangan bola di kotak penalti sendiri. Kesalahan itu membuat Galtier murka.
“Kami kebobolan gol pertama yang benar-benar bodoh di level ini. Ya, memang ada tekanan dari Bayern, tapi terkadang Anda tidak perlu malu untuk membuang bola jauh-jauh untuk mengakhiri tekanan. Ketika Anda tertinggal setelah satu jam bermain, kondisinya sulit,” ucap Galtier dikutip dari Reuters.
Kemarahan Galtier semakin menjadi-jadi setelah PSG gagal mencetak gol meski memiliki banyak peluang di babak pertama.
“Kami tidak mampu mencetak gol saat kami memiliki peluang. Kami bermain bagus baik di babak pertama, kami merasa kami bisa menyamakan agregat, tetapi kami menyia-nyiakan peluang kami,” ujar Galtier.
Baca Juga: Inilah Jalan Terbaik Firmino dan Si Merah: Pisah!
“Ini kekecewaan besar. Kami harus menerimanya. Ada banyak kekecewaan di ruang ganti. Saya tidak tahu apakah pelajaran ini bisa kami terima, tapi ada banyak rasa frustrasi. Jika kami mencetak gol pertama, situasinya akan berbeda, tapi kami tidak bisa melakukannya,” sambungnya.
Kegagalan di Liga Champions dan Coupe de France membuat posisi Galtier di PSG dalam ancaman. Tapi pelatih 56 tahun itu enggan membahas masa depannya di PSG.
“Ini kekecewaan besar, tapi kami harus menelannya. Terlalu dini untuk membicarakan masa depan saya. Saya fokus menjalani akhir musim dengan penuh energi dan determinasi,” ujar Galtier.(*)