Dukung Ekspor Rumput Laut, Bea Cukai Manokwari Fasilitasi Pengadaan Mesin Pengering

Kepala Kantor Bea Cukai Manokwari, Johan Pandores.

MANOKWARI – Kantor Bea Cukai Manokwari mendukung penuh ekspor rumput laut dari Kabupaten Teluk Wondama. Untuk itu, Bea Cukai akan memfasilitasi pengadaan mesin pengering rumput laut dari Surabaya, Jawa Timur.

Kepala Kantor Bea Cukai Manokwari, Johan Pandores, menuturkan, selama ini proses pengeringan rumput laut oleh masyarakat setempat masih dilakukan secara konvensional. Rumput laut yang dipanen setiap 45 hari dikeringkan dengan cara dijemur oleh petani rumput laut.

Bacaan Lainnya

“Ini penjemuran konvensional dengan matahari, kalau terik 4-5 hari bisa kering. Begitu kering dimasukkan dalam karung dan dikirim ke Surabaya. Itu yang disebut ekspor kemarin. Di Surabaya masuk gudang dan dibongkar dan dikeringkan kembali menggunakan pemanas. Setelah dikeringkan dikemas kembali, tinggal dipakai sebagai bahan baku oleh beberapa perusahaan termasuk sebagian diekspor,” katanya kepada wartawan di ruang kerjanya.

Oleh karena itu, kata Johan, pihaknya memberikan ide kepada Pemkab Teluk Wondama untuk mendatangkan mesin pengering dari Surabaya ke Teluk Wondama. Pemkab Teluk Wondama, menurutnya, pada prinsipnya mendukung ide tersebut.

“Kami sampaikan ide itu karena teknologinya tidak terlalu sulit, sehingga mudah dioperasikan masyarakat. Selain itu, dengan kehadiran mesin akan ada nilai tambah. Kalaupun mau ekspor langsung ke luar negeri, merupakan bautan Wondama. Selain itu juga bisa menyerap tenaga kerja serta PAD juga akan meningkat. Kemarin Pemda Teluk Wondama memberikan apresiasi dan akan mendukung itu,” ungkapnya.

Dia mengatakan, untuk mendatangkan nmesin tersebut sudah tidak masalah. Hanya saja, dibutuhkan tempat untuk penempatan mesin dan gudang penyimpanan rumput laut.

Baca Juga:  Wabup Manokwari Tepis Adanya Demo Susulan

“Masalahnya adalah apakah ada tempat atau tidak. Selama ini di sana memang ada gudang-gudang kecil, yang menurut kami setelah dilihat langsung tidak merepresentasikan itu sebagai gudang. Ini kami sudah sampaikan tapi pemda masih sibuk dengan pilkada jadi kami wait and see dulu, begitu selesai kami akan aktif lagi berkomunikasi,” sebutnya.

Namun demikian, lanjutnya, dari informasi yang diperoleh, pengadaan tanah di Kabupaten Teluk Wondama tidak sesulit daerah lain. Sebab, tidak ada hambatan terkait ulayat.

“Jadi mau mengadakan tanah sekian banyak relatif lebih mudah. Hanya saja kami akan coba koordinasi lebih lanjut dengan pemda bisa tidak itu diusahakan. Dengan kondisi ini kami yakin mudah-mudahan ke depan bis,a minimal untuk meningkatkan nilai tambah,” tukasnya. (SM7)

Pos terkait