MANOKWARI – Fakultas Kehutanan UNIPA terus bergerak mengembangkan berbagai kebijakan strategis dalam rangka meningkatkan reputasi Universitas Papua. Salah satunya melalui inisiatif pembukaan program studi magister kehutanan bertaraf internasional. Mendukung akselerasi program internasional tersebut, maka dilakukan Webiner berjudul ‘’ UNIVERSITAS PAPUA MENUJU AKREDITASI INTERNASIONAL ASIIN.’’
Webinar tersebut dilaksanakan, Selasa (10/12/2024) di gedung Dekanat Fakultas Kehutanan Universitas Papua. Kegiatan berlangsung secara blended, hadir dalam kegiatan ini 3 narasumber yang kompeten yakni, Dr. Ir. Condro Wibowo, M.Sc dari Universitas Jenderal Soederman Purwokerto yang membagi pengalaman dan cerita sukses dengan materi ‘’ Ment-settup Kerjasama Internasional Bidang Akademik di Perguruan Tinggi (Lesson Learned from Jenderal Soedirman University).
Prof. Dr. Sepus Fatem, M.Sc (Ketua Tim Borang ASIIN S2 Kehutanan UNIPA) yang menyajikan materi Inisiatif Mendorong Pembukaan Program Studi S2 Kehutanan melalui penyiapan dokumen Borang ASIIN dan Dr. Ir. Rahmad Suba, M.Sc (Ketua Program Studi S2 Kehutanan Univ. Mulawarman) yang menyajian materi ‘’ Kiat Fakultas Kehutanan UNMUL dalam Memperoleh Akreditasi ASIIN Program S1, S2, S3 Kehutanan.
Pengalaman yang dibeberkan oleh kedua narasumber internal memberikan kesan yang cukup baik dalam melengkapi pentahapan proses penyelesaian borang ASIIN di UNIPA, apalagi program studi s1, s2 dan s3 kehutanan. Salah satu yang diperoleh dari pengalaman UNMUL yakni Kebijakan Universitas untuk perlunya menetapkan Klusterisasi Program studi yang di usulkan sebagai ASIIN dan Lainnya.
Menurut Profesor Fatem yang juga ketua Tim Borang ASIIN FAHUTAN UNIPA, akselerasi pembukaan program akademik bertaraf internasional di UNIPA sudah menjadi kebutuhan berinstitusi. Isu tentang internasionalisasi menjadi bagian penting dalam layanan akademik di berbagai perguruan tinggi. Dunia perguruan tinggi hari ini menjadi lembaga layanan publik, harus bisa menyediakan berbagai kebutuhan bagi konsumennya, baik dalam dan luar negeri.
Calon mahasiswa, mahasiswa, pemerintah daerah maupun dunia bisnis adalah user akan datang membawa keperluan, impian dan harapan mereka untuk dijawab oleh pendidikan tinggi maupun layanan jasa dari universitas, sehingga, status ini perlu di dorong melalui berbagai terobosan. Program internasional adalah sebuah inovasi, termasuk di UNIPA.
Di sela-sela webiner ketika diwawancarai awak media bersama Wakil Dekan I Fahutan UNIPA Wolfram yahya Mofu, S.Hut., M.Si, Prof Sepus menyampaikan dari sisi kesiapan SDM, visi misi dan tujuan pembukaan program internasional maupun kemitraan berbagai pihak menjadi faktor pemungkin pembukaan program studi. Walaupuna demikian, Sepus mengungkapkan proses yang akan dikerjakan dalam penyusunan dokumen ini masih panjang dan butuh effort yang besar termasuk membenahi beberapa hal seperti sistem penjaminan mutu, sistem akademik, sarana prasarana maupun beasiswa bagi mahasiswa internasional.
Melalui webiner yang dilakukan maka akan terjadi sharing session dalam menyelesaikan dokumen borang ASIIN s2 Kehutanan UNIPA. Menurutnya, dokumen ini terdiri dari 5 kriteria yang harus diselesaikan oleh TIM.
Seperti diketahui, ASIIN merupakan instrument akreditasi yang dikembangkan oleh Jerman, ditujukan bagi program studi yang memiliki rumpun ilmu pertanian, kehutanan, teknik dan MIPA. Setiap bidang ilmu memiliki intrument dan lembaga pendiri yang berbeda, sebut saja untuk rumpun ilmu sosial humaniora adalah FIBAA, AACSB untuk bisnis/akuntansi), KAAB untuk arsitektur, ABET untuk teknik, RSC untuk kimia, IABEE untuk ilmu ilmu Teknik.
Sebagai ketua Tim ASIIN, Prof Fatem mengatakan sesuai road map maka di tahun 2025 diharapkan dokumen Borang ASIIN sudah di kirim dan selanjutnya menunggu penilaian oleh tim asesor dari German. Setelah penilian dan penetapan hasil, diharapkan di tahun 2026, proses persiapan penerimaan mahasiswa baru dapat dilakukan. Target mahasiswa berasal dari Eropa yaitu Universitas Mitra seperti Gottingen University, Wageningen University, dan mitra dari kawasan pasifik seperti University National Fiji, University of PNG, University of Teknologi PNG.
Perlu di ketahui bahwa Akreditasi internasional adalah proses evaluasi yang dilakukan oleh lembaga independen untuk memastikan bahwa institusi pendidikan atau program studi memenuhi standar mutu yang diakui secara global. Melalui akreditasi ini, perguruan tinggi dapat memperoleh pengakuan internasional atas kualitas pendidikan yang mereka tawarkan.
Akreditasi internasional merupakan pengakuan resmi yang diberikan oleh lembaga asing kepada program studi atau perguruan tinggi yang telah memenuhi standar global. Pengakuan ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di institusi tersebut telah memenuhi kriteria internasional yang ketat.
Menurut Profesor Bidang Kebijakan Hutan dan Tata Lingkungan tersebut bahwa mengapa Akreditasi Ini Penting? Dijelaskan bahwa Akreditasi internasional tidak hanya berfungsi sebagai pengakuan kualitas, tetapi juga sebagai komitmen untuk menjaga standar mutu pendidikan tinggi. Manfaatnya mencakup berbagai aspek, mulai dari peningkatan kualitas hingga memperluas peluang kerja bagi lulusannya bahkan Meningkatkan Indeks Daya Saing Global, Akreditasi internasional membuka peluang untuk menjalin kerja sama dengan universitas ternama di luar negeri, seperti program pertukaran mahasiswa dan dosen.
Pengakuan ini juga meningkatkan daya tarik lulusan bagi perusahaan multinasional yang mencari tenaga kerja dengan kualifikasi internasional. Bahkan juga meningkatkan Kredibilitas Institusi, memperluas leluang karir lulusan serta dukungan dari Kemdikbudristek.
Pengalaman di beberapa PTN di Indonesia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Indonesia mengakui akreditasi internasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. Perguruan tinggi yang memperoleh akreditasi ini berpeluang mendapatkan dukungan, seperti hibah penelitian dan akses ke program internasional.
Unipa memiliki peluang besar untuk memperoleh akreditasi internasional ASIIN sebab factor pendukung sangat besar. Saat ini satu satunya Universitas yang terus berevolusi dengan perubahan di tanah Papua yakni Universitas Papua.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu keunggulan UNIPA yakni pola ilmiah pokok UNIPA yakni Pertanian berbasis konservasi dan berkarater kewirausaan. Pola ilmiah ini sebagai penciri sekaligus keunggulan UNIPA. Kekhasan daerah di Papua dan kawasan pasifik dalam konteks pertanian, MIPA, Kehutanan, konservasi, keankeragaman hayati, Masyarakat adat dan budaya , kebijakan dan politik, relative tidak berbeda jauh dengan Papua. Ini akan menjadi penciri kita dalam mengembangkan teori dan mata kuliah yang memiliki keunggulan di sehingga orang akan memiliki keinginan yang tinggi untuk belajar di kampus kita.
Ke depan, akan dilakukan Lokakarya Kurikulum guna membedah dokumen kurikulum Program S2 Kehutanan agar mampu mengadopsi instrument OBE sebagai paradigma baru pengembangan kurikulum untuk berbagai program akademik. Begitu pula, diharapkan bahwa muncul program studi lain di UNIPA untuk terlibat bersama2 dalam pengusulan akreditasi ASIIN,sehingga dari sisi pembiayaan akan lebih efisiensi.
Prof Sepus tidak menampik, akan ada penyampaian terlalu dini mendorong program Ini, ataupun terlalu cepat sekali karena kesiapan UNIPA belum terlihat dengan baik.
“Sebut saja, sarana srasarana, alokasi anggaran, regulasi dan sistem pendukung lainnya, namun ada sebuah statement dalam bahasa Inggris you will never know unless you make the first step atau kita tidak akan pernah tahu jika kita tidak pernah memulainya,” pungkasnya. (SM)