Ini Inovasi Pemkab Manokwari untuk Mempercepat Penurunan Stunting

Inovasi

MANOKWARI, – Pemkab Manokwari melakukan inovasi untuk mempercepat penurunan stunting. Inovasi yang dilakukan yakni membuat program Dapur Gizi Manokwari (Dazi M) dan Bapak Asuh Posyandu bagi perangkat daerah.

Sekda Manokwari, drg. Henri Sembiring, mengatakan stunting adalah gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 100 hari pertama kehidupan yang dimulai dari janin, dalam kandungan, hingga umur 2 tahun.

Bacaan Lainnya

“Beberapa penyebab anak menjadi stunting di antaranya kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi baik pada masa remaja, masa hamil, maupun masa nifas, dan terbatasnya layanan kesehatan baik pada masa hamil maupun masa bersalin,” ujar Sembiring saat membacakan sambutan Bupati Manokwari pada Kampanye Percepatan Penangan Kemiskinan Ekstrem dan Penurunsn Stunting Kabupaten Manokwari, Rabu (10/05/2023).

Menurut Sembiring untuk penanggulangan stunting di Kabupaten Manokwari, Pemkab Manokwari mengembangkan dua inovasi. Pertama adalah Dapur Gizi Manokwari (Dazi M).

Melalui program ini, Puskesmas didorong membentuk dapur gizi di tingkat kampung, kelurahan, maupun tingkat distrik yang pengelolaannya di bawah koordinator ketua PKK kampung dan kelurahan maupun tingkat listrik dibantu oleh petugas gizi dan bidan Puskesmas.

“Ini untuk menanggulangi masalah stunting yang ada di wilayah kerja masing-masing Puskesmas,” katanya.

Baca Juga: Bupati Hermus Minta Gereja Bantu Pemerintah Berantas Stunting di Kabupaten Manokwari

Inovasi kedua, lanjut Sembiring, yakni Bapak Asuh Posyandu. Pola ini dilakukan karena penanganan stunting diperlukan kerja sama lintas perangkat daerah dalam bidang kesehatan melalui intervensi spesifik dan didukung oleh sektor lain melalui intervensi sensitif.

Sembiring menambahkan, kondisi stunting Kabupaten Manokwari berdasarkan hasil entrian per 2 Mei 2023 yakni total kasus stunting usia 0 sampai 59 bulan sebanyak 391 kasus.

“Hari ini dihadirkan 100 anak yang dilakukan intervensi sekaligus mendapatkan pola asuh. Mari kita wujudkan hidup sehat dengan memastikan anak-anak kita bisa keluar dari zona stunting,” ajak Sembiring. (SM7)

Pos terkait