SUARAMANDIRI, – Kelor merupakan salah satu tanaman herbal yang sudah begitu terkenal di Indonesia. Namun sayang, penelitian soal manfaat daun kelor di Indonesia masih tergolong sedikit.
Padahal kelor miliki segudang manfaat yang sangat baik untuk kesehatan. Apa saja manfaat yang dimiliki oleh tanaman kelor?
Manfaat Daun Kelor
Daun kelor memiliki segudang manfaat untuk kesehatan. Pertama, membantu melawan radikal bebas. Dalam sebuah studi, wanita yang mengonsumsi 1,5 sendok teh atau 7 gram bubuk daun kelor secara rutin selama 3 bulan bisa meningkatkan antioksidan pada darah secara signifikan.
Selain itu, tanaman kelor juga sangat baik untuk menurunkan kadar gula dalam darah, meringankan peradangan, dan juga menurunkan kolesterol. Hal ini membuat tanaman kelor sangat baik untuk kesehatan jantung.
Adapun kelor juga bisa menjadi salah satu penawar racun arsenik. Dalam sebuah studi yang dilakukan terhadap hewan, kandungan dalam daun kelor terbukti melindungi tubuh dan membantu melawan paparan racun arsenik yang dikenal dapat meningkatkan risiko kanker.
Memiliki Zat Anti Kanker
Selain berbagai manfaat yang ada di atas, tanaman kelor juga memiliki zat anti-kanker. Kelor bisa digunakan sebagai tambahan terapi kanker dan juga baik untuk pencegahan.
Kandungan kelor seperti benzil isosianat sangat berguna dalam perawatan kemoterapi. Selain itu, zat lainnya seperti protein, kalsium, zat besi, vitamin, mineral (potasium dan magnesium) juga berkontribusi dalam memperkuat kesehatan tubuh. Termasuk melawan penyakit tumor dan efek samping yang terjadi ketika terapi.
Sempat Diabaikan, Kini Jadi Perhatian
Menurut Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Dr dr Inggrid Tania MSi, kelor kini menjadi primadona di Indonesia. Padahal dulunya tanaman ini sempat diabaikan.
“Soal kelor itu memang saat ini termasuk komunitas herbal primadona keunggulan Indonesia ya, sekarang ini banyak penggunaan kelor, semakin banyak dan juga ekspor semakin meningkat,” katanya pada Senin (6/3/2023).
dr Inggrid menambahkan bahwa memang riset soal daun kelor kebanyakan dilakukan di luar negeri.
“Memang dulunya hasil riset kelor itu banyak di luar negeri, misalnya kaya India, Afrika, biasanya kan mereka sebutnya moringa, diambil dari bahasa latin moringa oleifera, dulu kelor kita memang sempat tidak dikembangkan, tidak diteliti,” sambungnya.
Menteri Kesehatan Dorong Pengembangan Riset Kelor
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta agar kelor bisa diteliti secara mendalam. Menkes ingin tanaman kelor menjadi obat tradisional khas Indonesia yang bisa menembus pasar global dan menyaingi ginseng khas Korea Selatan.
Baca Juga: Ada 7 Manfaat Kopi Hijau untuk Kesehatan Tubuh
“Saya pengin ngimbangin seperti ginsengnya Korea, dibikin penelitian yang serius untuk masuk dunia internasional,” katanya pada Senin (6/2/2023).
Tak hanya sebagai obat-obatan herbal, kelor yang cukup populer di NTT ini juga memiliki potensi untuk menjadi salah satu sumber pangan alternatif. Khususnya untuk pemberantasan masalah kelaparan di daerah terpencil di NTT. Terlebih diketahui kelor memang kaya akan nutrisi.
“Jadi kita akan menjadikan kelor sebagai salah satu makanan tradisional dan herbal Indonesia, kita akan riset secara formal. Kita dukung risetnya supaya bisa diterima di kalangan internasional,” pungkasnya.(*)