MANOKWARI, – Kampung Nimbay di distrik Warmare berhasil mewujudkan program Ketahanan Pangan Kampung yang dibiayai dari Dana Desa tahun 2024.
Dana Desa yang dialokasikan untuk membiayai program tersebut sebanyak Rp130 juta atau sekitar 20 persen dari Dana Desa Kampung Nimbay.
Untuk tahap pertama, telah dicairkan Rp65 juta atau 50 persen dari pagi anggaran untuk diserahkan kepada lima kelompok dengan setiap kelompok beranggotakan 10 orang.
Setiap kelompok memperoleh dana sebesar Rp13 juta. Dengan dana itu, setiap kelompok membuka lahan kebun di lima lokasi berbeda, yang jika ditotalkan luasnya mencapai 2 hektar.
Di atas lahan tersebut ditanami sejumlah jenis tanaman jangka pendek yang disesuaikan dengan kondisi tanah dan kebutuhan untuk menjaga stabilitas pangan kampung.
Sejumlah jenis tanaman yang ditanam kelima kelompok itu yakni jagung, terong, tomat, pisang, singkong, kangkung, sawi, kacang panjang, keladi, cabai, petatas, kacang tanah, dan bayam.
Ketekunan dan kerja keras kelima kelompok itu membuahkan hasil dengan diadakannya panen perdana pada 20 Juli 2024.
Panen perdana ini dihadiri Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Manokwari, Kukuh Saptoyudo; Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung, Jeffry Sahuburua; dan anggota DPRD Manokwari, Rony Inor Mansim. Hadir juga Kepala Kampung Nimbay, Yunus Mansim serta anggota kelompok dan warga setempat.
Atas capaian tersebut, Kepala Distrik Warmare, Aswandi, memberikan apresiasi kepada Kepala Kampung Nimbay yang bersedia menetapkan program ketahanan pangan menggunakan Dana Desa.
“Saya juga mengapresiasi semua warga yang terlibat dalam kelompok untuk mewujudkan program ketahanan pangan kampung atau desa ini. Memang hasil saat ini belum terlalu banyak, tapi ini menjadi pembelajaran akan betapa pentingnya ketahanan pangan dalam menjawab krisis pangan di kemudian hari,” ujar Aswandi, Senin (22/7/2024).
Menurut Aswandi, Dana Desa yang telah ditetapkan prgram prioritasnya semakin mengarahkan kampung untuk melaksanakan program strategis dalam pemanfaatan anggaran. Salah satunya adalah program ketahanan pangan kampung atau desa.
Aswandi pun berpesan agar kampung ke depan kepala kampung membangun sinergi dengan petugas penyuluhan lapangan (PPL) dalam pelaksanaan program ketahanan pangan desa, mencari pembeli bila terjadi kelebihan produksi, membuat rencana atau pemetaan kebun ketahanan pangan yang disesuaikan dengan kondisi tanah.
“Saya juga berpesan agar tidak lagi membuat program ketahanan pangan hanya untuk menjawab aturan, tapi lebih pada kesadaran untuk membuka lahan guna memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Selanjutnya merencanakan sumber dana lain selain Dana Desa untuk melaksanakan program ketahanan pangan desa. Mulai rencanakan bila modal itu sifatnya stimulan atau melibatkan pihak ketiga,” tukasnya. (SM7)