MANOKWARI – Dari 23 kepala kampung hasil pemilihan kepala kampung (Pilkam) serentak di Distrik Warmare, yang dilantik Bupati Manokwari pada Kamis (26/8/2021), 21 di antaranya adalah kepala kampung incumbent. Hanya dua saja yang baru pertama kali menjadi kepala kampung.
Dua kepala kampung ini tidak boleh melaksanakan program kerjanya sendiri di tahun 2021. Keduanya hanya melanjutkan program kepala kampung sebelumnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung Kabupaten Manokwari, Jeffry Sahuburua, mengatakan kepala kampung yang baru dilantik diharuskan melaksanakan program kepala kampung sebelumnya.
“Jadi mereka tetap melaksanakan sampai dengan akhir tahun 2021,” tegasnya usai mengikuti pelantikan 23 kepala kampung hasil pilkam serentak di Distrik Warmare, Kamis (26/8/2021).
Kepala kampung yang baru terpilih, kata Sahuburua, bisa melaksanakan program sendiri pada tahun 2022.
“Nanti tahun 2022, hasil musyawarah kampung (Muskam) tahun 2021 ini mereka laksanakan. Dan itu harus sesuai dengan RPJMKam (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kampuung) yang disusun,” tandasnya.
Senada, Kepala Distrik Warmare, Aswandi, mengatakan dari 23 kepala kampung yang dilantik, dua di antaranya merupakan kepala kampung yang baru terpilih. Sedangkan 21 lainnya adalah kepala kampung incumbent.
“Dan saya pikir mereka punya semangat yang tinggi untuk melakukan perubahan di kampung. Tapi kita tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan. Jadi pergantian kepala kampung tetap menggunakan Rencana Kerja Kampung (RKP) yang digunakan oleh kepala kampung yang lama, jadi dia tinggal melanjutkan saja. Nanti di 2022 baru dia mulai memikirkan programnya sendiri tetapi melalui hasil Muskam,” tegas Aswandi.
Terkait arahan bupati agar kepala kampung memanfaatkan potensi di kampungnya dalam melakukan pembangunan, dia mengatakan, di Distrik Warmare sudah ada beberapa kampung yang punya potensi, tapi dikelola oleh BUMDes. Salah satunya Kampung Iboistrati dengan potennsi air terjunnya.
Saat ini, menurut Aswandi, pihaknya terus menjalin komunikasi dengan Komandan Batalyon 761 untuk mengembangkan potensi air terjun setinggi 30 meter tersebut.
“Ini kita lagi mau bicarakan, mudah-mudahan teman-teman dari Batalyon juga ikut peran serta. Jadi antara rakyat dan TNI sama-sama, kita rencana mau kembangkan paket wisata di situ. Jika akses itu dibuka dan orang berwisata di air terjun tersebut, otomatis ada imbal baliknya ke masyarakat. Dengan demikian masyarakat bisa membuka lapak-lapak kecil, jadi wisatawan pulang bisa membeli hasil bumi mereka. Jadi ada imbalik antara wisatawan dengan penduduk lokal setempat,” tukasnya. (SM7)