SORONG – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Komnas HAM Papua dan Papua Barat bakal menempatkan 5 orang kepercayaan mereka untuk memantau perkembangan di Kabupaten Maybrat.
“Sekembalinya saya ke Jayapura, akan saya buat surat tugas kepada 5 orang untuk memantau perkembangan di Maybrat,” kata Ketua Perwakilan Komnas HAM Papua dan Papua Barat, Frits Ramandey.
Ramandey mengajak semua orang agar melawan ketakutan, serta lawan perbuatan jahat dengan kebaikan serta dia mengajak agar meletakan Tuhan sebagai satu-satunya penolong.
“Kita bicara soal Prefilensi, sebagai upaya ketahanan diri kita dengan menyebar pesan-pesan kebaikan,”paparnya.
Frits mengatakan tidak ada orang yang bisa diri kita selain dari kemauan sendiri.
“Hanya dengan kemauan kita akan menyatakan Tentara jangan ganggu kami, Polisi jangan ganggu kami, TPNOPM atau KNPB jangan ganggu kami. Karena kita punya kemauan untuk kembali ke rumah kita sendiri,” katanya.
“Pesan saya kepada Institusi-institusi agar berlaku toleran dan humanis dan menjunjung prinsip kemanusian agar bapak ibu para pengungsi bisa kembali ke kampung dan rumahnya,” harapnya.
Sebelumnya, Komisi Nasional (Komnas) Anti Kekerasan terhadap Perempuan, melakukan peninjauan pasca penyerangan Posramil Kisor, di Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
Dalam peninjauan tersebut, Komnas langsung memantau kondisi korban pengungsi khususnya Mama-mama atau perempuan seusai penyerangan tersebut.
Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani mengatakan, pihaknya tetap memberikan perhatian pada situasi khusus seperti di pengungsian.
“Dari yang kami ketahui dilapangkan, banyak sekali perempuan di tempat pengungsian pasca peristiwa Kisor Maybrat, mengalami kesulitan,” ujar Andy, kepada sejumlah awak media,
Ia mengaku, dari hasil di lapangan, banyak perempuan yang menceritakan tentang sulitnya proses evakuasi saat kejadian di Kisor.
“Tentunya, mereka juga merasa ketakutan dan khawatir terhadap kehidupannya serta keluarganya,” tuturnya. (SM)