Manfaatkan Lahan Kosong, GKI Ransiki Kembali Panen Buah Naga

Buah naga hasil dari pemanfaatan lahan kosong oleh Klasis GKI Ransiki, Manokwari Selatan yang telah dipanen.

MANOKWARI SELATAN — Kabupaten Manokwari Selatan memiliki potensi pertanian dan perkebunan yang cukup tinggi mengingat lahan luas yang masih tersedia serta tanah yang subur. Hal itu kemudian dimanfaatkan oleh Klasis GKI Ransiki yang memanfaatkan luasan tanah kosong di sekitar Kantor Klasis untuk menanam buah naga.

Koordinator Ekobang Klasis GKI Ransiki, Sym O. Rumbiak mengatakan sejak bulan november tahun 2020 lalu, pihaknya di dampingi penyuluh pertanian mulai menanam 300 tiang buah naga diatas lahan seluas 100 x 50 meter atau setengah hektar. Setelah panen perdana pada bulan januari lalu, kini buah naga tersebut siap dipanen kembali.

Bacaan Lainnya

“Kebun buah naga ini kami kelola untuk memenuhi kebutuhan klasis dan pada awal panen perdana oleh tim sinode di Tanah Papua, sekitar 100 kg buah naga yang dipetik dan terjual dengan harga Rp2,5 juta,”tuturnya.

Kebun buah naga yang terletak di areal kantor Klasis Ransiki ini, dimaksudkan juga menjadi agrowisata di Kabupaten Manokwari Selatan,  sehingga pengunjung bisa langsung memilih dan memetik sendiri buah naga yang diinginkan atau bahkan memakannya langsung ditempat. Buah naga yang dipetik akan ditimbang dengan harga Rp25 ribu/kg. Selain itu, pengunjung berswafoto dengan latar kebun buah naga.

“Memang ini lahan akan di pugar untuk kebun percontohan agrowisata dan pemilihan buah naga karena tidak terlalu sulit untuk dikelola, sehingga diharapkan pemuda pemudi gereja juga dapat mencontohi pengelolaan kebun ini,” imbuhnya.

Meski demikian, pihaknya juga berharap agrowisata kebun buah naga ini bisa di minati masyarakat lokal maupun dari luar daerah, dengan berkunjung ke kebun buah naga milik Klasis Ransiki yang menjadi alternatif wisata baru di kota coklat ini. (SM5)

Baca Juga:  Musyawarah Adat, Ajang Konsolidasi Persatukan Keluarga Besar Suku Arfak

Pos terkait