MANOKWARI – Manokwari akan menjadi kabupaten pertama di Provinsi Papua Barat yang memiliki alat pemantau kualitas udara atau air quality monitoring system (AQMS). Dalam pekan ini, pekerjaan tahap I atau prainstalasi AQMS dilakukan dengan lokasi antara kantor Bupati dan gedung DPRD Manokwari.
Pembangunan peralatan tersebut dilakukan oleh PT Duta Utama Senjaya menggunakan dana dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pemerintah daerah hanya menyediakan lahan seluas 4×5 meter dan tenaga yang akan mengoperasikan peralatan tersebut.
Plh. Bupati Manokwari, Edi Budoyo, mengatakan, hadirnya peralatan pertama di Manokwari sebagai ibukota Provinsi Papua Barat merupakan hal positif terutama untuk mengetahui kualitas udara secara real time.
Menurutnya, pembangunan tersebut akan dilakukan dalam empat tahap yakni prainstalasi, instalasi, uji coba dan pemerikaan, serta serah terima. Untuk itu, pemerintah daerah diharapkan memberikan dukungan berupa penyediaan lahan, jaringan listrik dan internet, tenaga pendamping, serta dukungan administrasi surat menyurat.
“Semua hal tersebut telah kami siapkan dengan bukti hari ini bahwa pengerjaannya akn dilaksankan selama satu minggu ke depan dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai rencana,” ujar Budoyo pada prosesi peletakan batu pertama pembangunan peralatan tersebut, Senin (22/6/2020).
Perwakilan PT Duta Utama Senjaya, Iyus Yandi, mengatakan, di Tanah Papua baru ada satu peralatan pemantau kualitas udara yakni di Jayapura. Manokwari menjadi daerah kedua di Tanah Papua dan pertama di Provinsi Papua Barat yang akan memiliki peralatan tersebut.
Menurutnya, pekerjaan prainstalasi dimaksimalkan selama seminggu, setelah itu mendatangkan alat untuk diinstal. Selanjutnya diuji coba.
“Saya lihat di sini potensial sekali, posisinya di ketinggian, sehingga nilainya betul-betul riil di lapangan,” sebutnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manokwari, Dr. Yonadab Sraun, mengatakan, untuk tenaga yang memgoperasikan peralatan tersebut pihaknya akan mengirim staf untuk belajar mengoperasikannya.
“Jadi SDM segera disiapkan supaya ketika barang ini jadi langsung jalan,” tegasnya.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran, Kerusakan Lingkungan Hidup, dan Keanekaragaman Hayati pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manokwari, Yohanes Ada Lebang, mengatakan, sejak tahun 2015 Kabupaten Manokwari sudah memperoleh bantuan peralatan pemantau kualitas udara manual.
“Hari ini kita diukung dengan alat otomatis karena dilihat langsung di kementerian,” katanya. (SM7)