MANOKWARI, – Mansinam menjadi kampung percontohan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) dan kampung percontohan penurunan stunting di Kabupaten Manokwari. Acara launching dilakukan bersama oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Kabupaten Manokwari, Jeffry Sahubrua; Direktur Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk BKKBN, Mila Rahmawati; Kepala BKKBN Perwakilan Papua Barat, Philmona M. Yarollo, Kamis (13/10/2022).
Dalam sambutannya, Jeffry Sahuburua menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada BKKBN yang memilih dan menetapkan Mansinam untuk launching kampung keluarga berkualitas, dapur sehat atasi stunting (Dashat) dalam rangka percepatan penurunan stunting.
“Kampung Keluarga Berkualitas (KB) kalau melihat kriteria atau indikatornya sangat sulit dan berat. Karena itu, kami minta dukungan semua pihak, termasuk pemerintah pusat hingga pemerintah daerah termasuk pemerintah kampung dan masyarakat Mansinam,” katanya.
Menurutnya, di Kampung Mansinam ada 21 anak yang terkategori stunting. hal itu menjadi tanggung jawab bersama semua pihak terkait untuk mengatasinya.
“Stunting juga menjadi prioritas Pemkab Manokwari, sehingga sudah dibentuk tim dan lokus stunting di lima distrik dan 99 kampung dan kelurahan. Karena itu, kita lagi fokus untuk menurunkan stunting di Manokwari,” tukasnya.
Kepala Kampung Mansinam, Meli Rumsayor, mengatakan, pemerintah dan masyarakat Mansinam merasa bangga karena Mansinam dipilih menjadi Kampung KB dalam rangka percepatan penurunan stunting.
Awalnya, kata dia, dirinya berpikir bahwa KB yang dimaksud dalam Kampung KB adalah membatasi kelahiran. Namun setelah mengikuti sosialisasi dari BKKBN sebelum launching, dirinya mengetahui bahwa yang dimaksud KB dalam Kampung KB adalah bagaimana keluarga mengatur dan merencanakan keluarga dan masa depan anak-anak.
“Jadi KB yang dilaksanakan ini bukan untuk membatasi kelahiran, boleh melahirkan tapi bagaimana supaya anak menjadi bahagia. Kalau tidak merencanakan masa depan keluarga bisa berantakan dan bapak-ibu sendiri yang merasakan. Jadi saya menjelaskan kepada masyarakat KB itu keluarga berencana yaitu merencanakan keluarga,” ungkapnya.
Rumsayor meminta agar setelah launching perlu menjadwalkan waktu untuk melaksanakan sosialisasi guna memberikan penjelasan dan pemahaman tentang keluarga berkualitas kepada keluarga-keluarga baru.
“Kita perlu memberikan pemahaman kepada keluarga-keluarga baru untuk bisa mengatur dan merencanakan keluarga. Bisa atur rrumah tangga sendiri dan tidak gabung dengan orangtua,” pungkasnya.
Acara launching juga dirangkai dengan pemberian makanan tambahan bagi anak stunting serta pemberian bantuan alat teknologi tepat guna (ATTG) bagi kelompok usaha peningkatan pendapatan keluarga akseptor (UPPKA) di Kampung Mansinam. (SM7)