MANOKWARI – Hal itu diungkap ketua Makesa Papua Barat, Obet Ariks Ayok, sembari memberi apresiasi kepada lembaga negara dalam upaya penegakan hukum.
“Demi Kota Manokwari dan pedalaman suku Arfak, Tuhan hadirkan pemimpin yang luar biasa yang hari ini sudah musnahkan barang bukti. Ini upaya TNI dan Polri juga,” ujar Ayok, Senin (20/7/2020).
Upaya penindakan terhadap peredaran minuman keras harus lebih ditingkatkan tanpa pandang bulu. Sebab mengkonsumsi miras, sangat berdampak buruk bagi tatanan hidup bermasyarakat, khsusnya bagi orang asli Papua. Banyak daerah di Indonesia yang berkembang, karena masyarakatnya menjauhi minuman keras.
“Tentu, saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kejati dan Kejari yang respon terhadap miras. Karena miras ini merusak kita orang asli papua. Kita tidak akan maju kalau begini saja. Kalau mau maju seperti daerah lain, harus hindari miras,” tandasnya.
Selain itu, Obet juga mengingatkan kepada para pejabat maupun anggota di seluruh lembaga penegak hukum dan pemerintah, agar tidak menjadi bagian dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Namun harus menjadi panutan bagi masyarakat. Sebab kata Dia, berbagai tindakan kriminalitas yang terjadi bersumber dari konsumsi minuman keras
“Bukan masyarakat saja, miras juga merusak aparat kita, baik TNI, Polri dan pejabat tinggi lain. Semua pembunuhan yang sering terjadi itu diakibatkan oleh miras. Ini hal yang sangat memalukan kami sebagai suku asli arfak. Kalau sayang kami, Kepolisian harus tegas, jangan berpura-pura,” terang Ketua Makesa Papua Barat itu.
Obet Ayok lalu berharap seluruh komponen, mulai dari masyarakat hingga lembaga pemerintah dan penegak hukum, tidak menjadi penonton saja, melainkan harus menjadi garda terdepan guna memutus segala tindakan dan kegiatan yang melawan hukum.
“Mari kita bergandeng tangan, baik dari pemkab Manokwari, Pemprov Papua Barat, jangan seperti udang di balik batu. Kita harus lebih menonjol lagi,” tutup Obet Ayok. (SM3)