ARBOREK, RAJA AMPAT – Badan Pengurus (BP) Geopark Raja Ampat bersama Dinas Pariwisata, Dinas Perikanan, UPTD BLUD Kawasan Koservasi Perairan Daerah (KKPD) Raja Ampat, Yayasan Konservasi Indonesia (YKI) Raja Ampat dan Flora Fauna International Indonesia Programme (FFI-IP) Raja Ampat, memperingati World Tourism Day atau Hari Pariwisata Dunia yang jatuh pada hari Selasa tanggal 27 September 2022 dengan menyelenggarakan ‘Geopark Goes To School’ dengan siswa-siswi SD Inpres 4 Kampung Arborek, Distrik Meosmansar, Raja Ampat.
General Manager (GM) BP Geopark Raja Ampat, Yusdi N. Lamatenggo menjelaskan bahwa kegiatan ini utamanya adalah selain memperingati Hari Pariwisata Dunia di tahun 2022 ini, ‘Geopark Goes To School juga dimaksudkan untuk memperkenalkan Geopark Raja Ampat dengan 29 Geosite-nya kepada para pelajar Kampung Wisata Arborek, dimana salah satu fokus kegiatan adalah mengunjungi Geosite Ke-09, yaitu Bentang Alam Kars Piyainemo, karena geosite yang merupakan situs warisan geologi berupa bentang alam kars yang unik ini berkelas internasional dan telah terkenal dikalangan wisatawan mancanegara dan dalam negeri.
“Dasar dari geowisata adalah pengembangan situs warisan geologi, dan banyak situs warisan geologi yang telah diperkenalkan di Raja Ampat memiliki nilai geowisata yang tinggi. Hal ini yang kita inginkan diketahui generasi muda Raja Ampat,” ujar Yusdi Lamatenggo
Ia pun menambahkan, Geopark Raja Ampat memperkenalkan pengembangan pariwisata berkelanjutan baru yang dikenal sebagai geowisata. Kegiatan geowisata fokus pada rekreasi dan pembelajaran tentang alam secara terintegrasi. Bentang alam yang disulap menjadi bentuk yang tidak biasa dan menghasilkan pemandangan yang indah namun mengesankan biasanya memiliki cerita yang beragam. Batuannya menyimpan banyak rahasia alam, bentuknya menegaskan evolusi proses eksternal (pelapukan, erosi, dan sedimentasi), posisi dan material tanah yang membedakan habitat biologis, dan kemampuan manusia untuk beradaptasi, dan menjelajahi sumber daya bumi, menentukan budaya, dan praktik sehari-hari. Pengetahuan tentang siklus proses alam dan perilaku penghuninya adalah kisah geowisata.
“Geopark dikembangkan untuk menemu-kenali kembali hubungan dinamis antar komponen abiotik, biotik, dan budaya melalui warisan alam yang mewakili sepenggal sejarah bumi, dimana semboyannya adalah memuliakan warisan bumi, menyejahterakan masyarakat setempat,” lanjut Yusdi Lamatenggo
Secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat, Ellen Risamasu ST,.MT, mengatakan bahwa Dinas Pariwisata pun telah melakukan berbagai hal yang dibutuhkan untuk menyambut wisatawan yang akan berwisata di Raja Ampat seperti pelatihan-pelatihan para pemandu wisata, persiapan-persiapan desa wisata yang ada di Raja Ampat pasca pandemi covid19 yang sudah mulai mereda di Indonesia dan dunia.
“Kami lakukan agar membangkitkan dan memotivasi serta membangun kembali hubungan dengan para pelaku usaha dan industri wisata, agar pariwisata Raja Ampat dapat hidup kembali setelah pandemi covid19,” jelas Ellen Risamasu
Selain mengunjungi Geosite Bentang Alam Kars Piyainemo, siswa-siswi SD Inpres 4 Arborek juga belajar mengenai Geopark Raja Ampat dengan 29 Geosite-nya dan proses geologi pembentukan Kepulauan Raja Ampat serta pendidikan lingkungan hidup dan konservasi.