MANOKWARI – Polda Papua Barat melaksanakan pertemuan lintas sektor di Aula Arfak Convetion Centre, Rabu (31/3/2021). Pertemuan tersebut membahas situasi kamtibmas yang terjadi di wilayah NKRI belum lama ini dengan adanya bom bunuh diri yang dilakukan oleh kelompok tidak bertanggung jawab.
Kapolda Papua Barat usai melaksanakan pertemuan, kepada awak media menekankan kebersamaan dalam hidup toleransi umat beragama di Papua Barat ini tentu harus dirawat dan dijaga kelestariannya. Sebab dalam merawat kerukunan membutuhkan toleransi yang tinggi guna menciptakan situasi dan kondisi yang selalu kondusif.
“Kita harus secara periodic berkumpul bersama tokoh agama dan FKUB dalam rangka merawat kerukunan umat di Papua Barat. Tahun 2019 nilai toleransi kita tertinggi,” ujar Irjen Pol. Tornagogo Sihombing.
Secara terstruktur, Kapolda telah memerintahkan kepada Polres jajaran di wilayah hukum Papua Barat untuk berkomunikasi secara intens dengan seluruh pihak yang terkait serta pemerintah daerah di wilayah masing-masing guna mendeteksi dini gerakan-gerakan bahkan oknum yang mencoba untuk merusak keharmonisan serta kemanan di tengah masyarakat. Hal ini ditegaskannya agar pergerakan kelompok maupun personal yang berseberangan dengan NKRI dapat terdeteksi secara dini, sehingga dengan cepat pihaknya melakukan langkah-langkah antisipasi.
“Saya sudah perintahkan Kapolres dan jajaran untuk sinergi dengan forkopimda di masing-masing wilayah dan kemudian melakukan patroli secara berskala, serta berkoordinasi dengan pemuka agama,” ujarnya.
Diakhir pertemuan tersebut menyepakati 2 point yang dituangkan dalam Deklarasi Kerukunan Umat Beragama diantaranya Mengutuk Keras Aksi Terorisme di Kota Makassar dan Menolak Segala Bentuk Aksi Kekerasan dan Terorisme di Indonesia. Deklarasi tersebut lalu di tanda tangani oleh Kapolda Papua Barat, Pangdam XVIII/Kasuari, Kepala BNNP Papua Barat, Asisten Bidang Ekonomi dan Pambangunan Provinsi Papua Barat serta tokoh-tokoh lintas agama dan perwakilan insan pers. (SM3)
