MANOKWARI – Menanamkan kesadaran akan bahaya lem aibon dan narkoba perlu dilakukan sejak dini.
Hal ini menjadi salah satu tugas dari Relawan Anti Narkoba dalam menjalankan sosialisasi tentang bahaya penyalahgunaan lem aibon dan narkoba ke berbagai sekolah di Manokwari.
Seperti yang dilakukan relawan anti narkoba Papua Barat yang telah eksis sejak bulan lalu, dimana beberapa relawan dengan gencar melaksanakan sosialisasi di SD Inpres 09 Anggori, SD YPPGI, SD Negeri 06 Sowi dan SD Negeri 13 Arfai.
Relawan anti narkoba Papua Barat, Levita Making mengatakan, sosisalisasi bahaya penyalahgunaan lem aibon narkoba bagi para pelajar SD sifatnya lebih kepada edukasi dan pengenalan.
“Materi yang kami sampaikan dikemas khusus untuk siswa SD, jadi berbeda dengan materi sosialisasi yang biasa kami sampaikan ke masyarakat umum,” jelasnya, Senin (23/9).
Lebih lanjut Levita menyebutkan, manfaat edukasi bagi para pelajar melalui sosialisasi seperti ini adalah dapat mencegah sedini mungkin pengaruh negatif lem aibon dan narkoba.
“Utamanya adalah kepedulian dan kesadaran semua pihak. Karena keberhasilan menciptakan generasi penerus bangsa yang membanggakan adalah tanggungjawab bersama,” ucapnya.
Sama halnya dengan materi sosialisasi yang disampaikan Marina Sahuburua dan juga Uni relawan anti narkoba lainnya.
“Dalam kegiatan sosisalisasi itu disampaikan materi tentang pengertian dan pemahaman narkoba. Kami tegaskan jika narkoba itu adalah sumber malapetaka dan sumber kehancuran. Kami juga menghimbau agar siswa dapat kembali menyampaikan kepada teman-temanya akan bahaya lem aibon dan narkoba,” ujar Marina.
Dalam kesempatan tersebut, dihimbau kepada para pelajar, guru, dan kepala sekolah untuk berhati-hati karena pelajar sudah menjadi sasaran peredaran narkoba.
“Kami juga menjelaskan efek dan dampak negatif narkoba bagi penggunanya,” tambah Uni.
Selain SD, relawan anti narkoba juga melakukan sosialisasi ditingkat SMP dan SMA yang ada di Manokwari. (SM1)