Manokwari – Sebanyak 85.718 anak di Papua Barat menjadi sasaran pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio. Puluhan ribu sasaran itu tersebar di tujuh kabupaten yakni kabupaten Manokwari, Pegunungan Arfak (Pegaf), Manokwari Selatan (Mansel), Teluk Wondama, Teluk Bintuni, Kaimana, dan kabupaten Fakfak.
Penjabat Gubernur Papua Barat melalui Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat, dr. Feny Mayana Paisey, mengatakan Indonesia masuk kategori wilayah berisiko tinggi penularan polio. Sebanyak 32 atau 84 persen provinsi dan 399 atau 78 persen kabupaten dan kota masuk kategori resiko tinggi polio.
Sejak akhir tahun 2022 hingga saat ini terjadi kejadian luar biasa atau KLB Polio tipe 2 yang dilaporkan dari provinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, serta Jawa Timur dan pada tahun 2024 terjadi penambahan kasus polio dengan gejala kelumpuhan sebanyak 3 kasus di Papua.
“Status KLB ini belum dicabut karena masih terus dilaporkan adanya penambahan kasus polio di daerah-daerah di seluruh Indonesia,” ungkapnya saat pencanangan PIN Polio Provinsi Papua Barat, Senin (27/5/2024).
Penyakit polio, katanya, sangat berbahaya terutama bagi anak karena virus polio akan menyerang sistem syaraf, sehingga menyebabkan kelumpuhan seumur hidup bahkan kematian. Dan sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit polio.
“Namun untuk mencegahnya sangat mudah, yakni dengan memberikan imunisasi polio secara lengkap kepada anak-anak kita,” sebutnya.
Untuk itu, lanjutnya, pemerintah Provinsi Papua Barat akan melaksanakan kegiatan PiN Polio sebanyak 4 putaran pada bulan Mei, Juni, Juli, Agustus dan September 2024 kepada 85.718 anak usia 0 sampai 7 tahun yang berada di 7 kabupaten sebagai upaya untuk melindungi anak-anak dari ancaman virus polio, sekaligus memutuskan rantai penularan KLB polio yang saat ini terjadi di tanah Papua.
“Oleh karena itu, maka saya atas nama Gubernur Papua Barat minta kepada seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah TNI, Polri, swasta, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi wanita, dan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menslyukseskan pekan imunisasi nasional polio dengan membantu menyosialisasikan dan menggerakkan masyarakat agar dapat mendatangi pos pelayanan yang telah disiapkan seperti Posyandu, PAUD, Taman Kanak-kanak, sekolah dasar dan madrasah dan pos-pos imunisasi lainnya mulai hari ini 27 Mei 2024 dan dilanjutkan dengan bulan Juni, Juli, Agustus, dan September,” ujarnya.
Kepada Dinas Kesehatan selaku penanggung jawab teknis kegiatan, dia meminta untuk menyusun strategi, meningkatkan koordinasi, membangun kemitraan dengan seluruh stakeholders pendukung, dan mitra-mitra yang ada serta memberikan laporan capaian pemberian imunisasi dalam pekan imunisasi nasional atau PiN Polio secara berkala.
“Untuk segenap jajaran kesehatan dan seluruh komponen masyarakat yang terlibat dalam pekan imunisasi ini, saya minta untuk bekerja dengan hati dan tetap semangat agar target minimal yaitu 95 persen anak usia 0 sampai dengan 7 tahun mendapatkan imunisasi polio sebanyak 4 dosis dapat tercapai demi memberi perlindungan yang maksimal kepada anak-anak yang akan menjadi calon generasi penerus kita,” tukasnya.
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Papua Barat, dr. Nurmawati, menyampaikan PIN Polio akan dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap I di seluruh tanah Papua dan tahap II akan diikuti 27 provinsi selain Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Untuk PIN tahap I di tanah Papua, menurutnya, akan dilaksanakan sebanyak empat putaran, yakni putaran pertama pada 37 Mei-8 Juni 2024, putaran kedua pada 24 Juni-6 Juli 2024, putaran ketiga pada 1-11 Agustus 2024, dan putaran keempat pada 9-22 September 2024.
Untuk lokasi pemberian PIN Polio, kata dia, yakni di semua Puskesmas, Puskesmas pembantu, Posyandu, satuan pendidikan PAUD, TK, SD/sederajat dan pos imunisasi lainnya di bawah koordinasi Puskesmas setempat.
“Mengingat PIN Polio setiap putaran harus mencapai target 95 persen, maka monitoring capaian akan dilakukan setiap hari oleh dinas kesehatan baik provinsi maupun kabupaten dan jajaran akan menyampaikan secara luas kepada pimpinan daerah, kepada stakeholders terkait agar bersama-sama dan bekerja sama, sehingga target tercapai dan setiap anak di Papua Barat terlindungi dari polio,” tandasnya. (SM7)