MANOKWARI, – Dalam rangka penanganan penurunan percepatan Stunting salah satu program BKKBN Papua Barat adalah “mahasiswa penting”, yaitu mahasiswa peduli stunting. Sasarannya adalah ke Mahasiswa terutama yang akan turun melangsungkan KKN.
“Kita bersyukur dan memberikan apresiasi untuk Universitas Papua melalui LPPM karena menindaklanjuti kerjasama yang kita sudah lakukan dua tahun lalu dengan pak Rektor. Dan hari ini kita bisa implementasi itu melalui sosialisasi kepada para mahasiswa yang akan melakukan KKN,’’ kata Kepala BKKBN Papua Barat Philmona Yarollo, usai memberikan materi dihadapan ratusan mahasiswa Unipa, Senin (19/06/2023).
Tujuan mahasiswa peduli stunting adalah agar mahasiswa mendapat informasi tentang program percepatan penurunan stunting, target yang diberikan oleh pemerintah, sasarannya dan penyebab, serta upaya yang dilakukan.
“Harapan kami adik-adik mahasiswa ini akan membantu pemerintah untuk memberikan informasi kepada masyarakat yang ada di kampung, kebetulan mereka ini kan nanti di Prafi, Sidey dan tiga kampung lainnya mereka akan melangsungkan KKN. Harapan kami ya mereka,” lanjutnya.
Kepada wartawan, ia berharap mahasiswa peduli stunting (mahasiswa penting) bisa menyampaikan tentang program stunting itu dan supaya masyarakat memahami kondisi yang terjadi saat ini dimana tingginya angka stunting dan mereka dapat mengetahui faktor penyebabnya dan langkah-langkah yang harus dilakukan.
Dengan tingginya angka stunting, kata Philmona diharapkan juga mahasiswa dalam penulisan skripsinya bisa mengambil tema tentang program percepatan penurunan stunting atau mungkin juga kemiskinan ekstrem yang menjadi program prioritas saat ini di Papua Barat.
Dengan pengetahuan mahasiswa terkait stunting diharapkan tidak lagi ada stunting terutama untuk generasi dari mereka.
“Karena mereka sebentar lagi selesai kuliah, mereka akan membangun rumah tangga, minimal mereka tidak menghadirkan anak-anak yang stunting. Bersyukur tadi program-program BKKBN juga menyampaikan tentang pendewasaan usia perkawinan sehingga mereka tidak menikah di usia dini. Kami dari BKKBN menganjurkan yang perempuan 21 tahun dan laki-laki usia 25. Tapi kalau aturan memang 19 tahun, minimal tidak boleh di bawah 19 tahun, karena menikah risikonya besar,” jelasnya.
Kita targetkan menyampaikan materi tentang stunting pada beberapa Perguruan Tinggi yang sudah kerja sama baik Papua Barat maupun Papua Barat Daya.
“Jadi ini langkah awalnya baru pertama kali program mahasiswa penting ini di Universitas Papua, harapannya nanti di perguruan tinggi yang lain juga,” tuturnya.
“Terimakasih juga kepada pak Rektor yang sudah menindaklanjuti kita punya kerja sama yang sudah kita lakukan melalui program mahasiswa penting ini,” sambung Philmona.
Dalam program mahasiswa penting ini, BKKBN memperkenalkan telah mempunyai sistem.
“Jadi nanti adik-adik mahasiswa ini tinggal mendownload terus nanti mereka bisa mempelajarinya secara mandiri, itu ada materi-materi yang akan mereka pelajari terus nanti juga ada sistem untuk lakukan evaluasi. Nah, nanti mereka bisa dinyatakan lulus melalui apliaksi itu dan outputnya akan diberikan sertifikat, akan membantu para mahasiswa untuk menambah reatpoint kaitannya dengan program merdeka belajar,” pungkasnya. (SM)