MANOKWARI – Lagi aksi demo kembali di gelar. Kali ini ratusan massa yang tergabung dari beberapa organisasi, malakukan orasi di Jl. Gunung Salju Amban, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat.
Pantauan dilokasi kejadian, ratusan massa membawa spanduk yang bertuliskan stop intimidasi dan rasisme terhadap mahasiswa dan masyarakat asli Papua.
Dalam orasinya, Koordinator aksi menyatakan kalau mahasiswa dan masyarakat Papua bukan monyet.
Oleh sebab itu, aksi ini sebagai bentuk penolakan terhadap segala bentuk tindakan intimidasi dan rasisme. Sembari meneriaki referendum dan merdeka.
“Kami bukan monyet, kami manusia. Kalau begini, referendum saja, dan kami merdeka,” teriaki koordinator aksi, Septi Meidodga, Selasa (3/9).
Massa aksi juga meminta Gubernur Papua Barat, untuk mempertanyakan tindak lanjut aspirasi tanggal 19 Agustus lalu.
Mereka menilai Gubernur Papua Barat lambat dalam merespon aspirasi tersebut. Aksi ini sebutnya sebagai bentuk protes atas sistem pemerintahan yang tidak adil terhadap masyarakat Papua.
“Kami tunggu Gubernur sampai datang, dan beliau harus sampaikan sejauh mana aspirasi kami. Saat negara tidak adil bagi kami. Maka itu yang kami lawan adala sistem pemerintahan,” tandasnya.
Dalam demo tersebut terjadi dua kali negosiasi oleh Kapolres Manokwari dan Dandim 1801 Manokwari, namun hasilnya masih nihil dan massa aksi tetap menduduki jalan utama.
Meski begitu, koordinator massa mengingatkan agar tidak ada tindakan anarkis. Dari pantauan, massa yang melakukan aksi demo dan orasi, terlihat menggunakan beberapa atribut bercorak Bintang Kejora.
Aksi yang sama juga dilakukan didepan Swiss Bel-Hotel dan Sanggeng. (SM3)