MANOKWARI – Pada hari raya Idul Adha baru-baru ini ada 635 ekor sapi dan 20 ekor kambing yang disembelih. Namun, di antara jumlah sapi tersebut, ditemukan adanya sapi kurban itu ditemukan adanya cacing baik di hati maupun di lambung.
Oleh karena itu, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Manokwari, Nixon Karubaba, berharap, ke depan Panitia Hari-hari Besar Islam (PHBI) dan pengurus masjid bisa berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dalam menyeleksi hewan kurban.
“Jadi sejak awal kita ikut dalam seleksi pembelian supaya bisa memilih sapi yang sehat supaya meminimalisir bagian hewan kurban yang dibuang akibat cacingan,” ujar Karubaba di kantornya, Kamis (3/9/2020).
Dia menyebutkan, dari 635 ekor sapi kurban, 106 ekor di antaranya cacingan.
“Kasihan harus dibuang, padahal tujuan kurban bagaimana mencari ternak yang sehat dan baik, sehingga tidak ada bagian tubuh yang dibuang,” sebutnya.
Oleh karena itu, sekali lagi Karubaba berharap agar ke depan ada kerja sama supaya piihaknya ikut dalam menyeleksihewan kurban. Diauinya, selama ini ada kerja sama, tetapi kerja sama itu hanya untuk memeriksa kesehatan hewan kurban ketika sudah ada di masjid.
“Jadi ketika ternak sapi sudah ada di masjid baru kita dihubungi untuk periksa. Ketika ternak sudah ada di masjid, kita periksa tidak memenuhi syarat apakah tidak boleh dipotong, tidak bisa karena sudah dibayar. Oleh karena itu, kita berharap ketika seleksi untuk dibeli, kita dilibatkan supaya bisa sampaikan mana yang bisa dibeli dan mana yang tidak,” katanya.
Dia menambahkan agar pembelian hewan kurban dengan melibatkan petugas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Manokwari dilakukan dua bulan sebelum pemotongan hewan kurban.
“Itu juga harus dua bulan sebelum dipotong agar jika ditemukan ada cacingan bisa diobati terlebih dahulu, sehingga ketika tiba hari H sapi sudah sehat dan siap disembelih. Tujuan kita demikian,” pungkasnya. (SM7)