MANOKWARI – Terbakarnya ruangan Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari ikut menghanguskan tempat penyimpanan vaksin Covid-19. Oleh karena itu, vaksin Covid-19 untuk Kabupaten Manokwari akan disimpan di Instalasi Farmasi Kabupaten Manokwari.
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, Marthen Rantetampang, mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan Pemprov Papua Barat untuk mendapatkan satu atau dua tempat alat penyimpanan vaksin Covid-19. Pihaknya telah bersurat dan sudah ada respon dari pemprov Papua Barat.
“Sudah ada respon, sehingga hari ini kemungkinan alat penyimpanan sudah sampai di Instalasi Farmasi Kabupaten Manokwari. Dan kami akan setting itu di salah satu ruangan untuk penyimpanan vaksin,” kata Rantetampang di kantor Bupati Manokwari, Jumat (15/1/2021).
Sementara untuk fasilitas kesehatan yang sudah mulai melaksanakan vaksinasi hari ini, pihaknya merekomendasikan untuk mengambil vaksin langsung ke Instalasi Farmasi Provinsi Papua Barat.
“Itu akan diambil sesuai kebutuhan. Kebutuhan ini semua layanan akan melihat di panggilan SMS atau 1199,” sebutnya.
Layanan kesehatan yang memberikan vaksinasi, katanya, yakni semua layanan kesehatan yang sudah terdaftar sebagai pemberi vaksinasi. Sedangkan untuk penerima vaksinasi tahap pertama ini yakni tenaga kesehatan.
Tenaga kesehatan (nakes) yang menerima vaksinasi adalah nakes yang ada di puskesmas atau rumah sakit, termasuk di fasilitas kesehatan swasta jika mendaftar atau didaftarkan oleh faskes tempatnya bekerja. Nakes yang dimaksud adalah nakes di fasilitas kesehatan termasuk tenaga penunjang.
“Yang terdaftar sampai saat ini kalau klinik baru satu Difari. Ada sekitar beberapa tenaga kesehatan di sana,” sebutnya.
Soal ada tidaknya nakes yang menolak divaksin, dia mengatakan, itu urusan pribadi karena tidak ada paksaan. Selain itu, jika sudah mendaftar tapi ketika di-screening ada penyakit bawaan, maka tidak bisa divaksin juga.
“Tapi harapannya semua nakes kalau sudah dikasih info lewat SMS direspon pada akhirnya dia terima atau tidak keputusannya ada pada saat screening. Begitu juga ketika sudah memenuhi kriteria, tapi bila ditanya jawabannya belum bersedia, maka tidak divaksin juga karena ini tidak ada paksaan,” pungkasnya. (SM7)