JAKARTA, – Komisi I DPR RI meminta TNI segera berkomunikasi dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) yang menyatakan telah menyandera pilot maskapai Susi Air usai pembakaran pesawat tersebut pada Selasa (7/2).
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid ikut prihatin atas kejadian yang menimpa penumpang dan pilot Susi Air. Ia berharap agar kejadian ini segera diselesaikan dan para sandera dibebaskan.
“Saya minta pihak-pihak untuk berkomunikasi, terutama juga dari TNI bagaimana agar pilot ini kalau betul disandera agar bisa segera dibebaskan,” kata Meutya di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Selasa (7/2).
Meutya juga mencatat DPR telah menyoroti eskalasi konflik di Papua yang terjadi baru-baru ini. Dengan demikian, ia mendorong agar segera ada tindak lanjut dari Perpres Nomor 7 tahun 2021 terkait pelibatan TNI dalam berantas terorisme.
Meutya menilai dengan Perpres itu maka TNI diharapkan mampu melakukan penanganan konflik yang lebih baik di Papua. Ia mengatakan perlu ada penanganan dan strategi khusus dalam pendekatan penyelesaian konflik di Bumi Cendrawasih itu.
“Kalau ada kekerasan harus humanis. Kalau ada kekerasan tentu itu tegas tapi dalam kerangka penyelesaian akhir tentu harus ada dialog-dialog dengan kelompok ini. Jadi humanisnya tetap ada,” ujar Meutya.
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen M. Saleh Mustafa sebelumnya menyatakan, selain pilot, penumpang pesawat Susi Air turut disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau OPM pimpinan Egianus Kogoya.
Baca Juga: Ini Kata Pemerintah Soal Turun Harga BBM di Awal Bulan
Namun Saleh tak menjelaskan berapa penumpang yang dibawa. Ia tidak membalas pesan singkat yang dilayangkan. Jika merujuk data dari Susi Air, pesawat itu membawa lima orang penumpang.
Sementara TPNPB-OPM sebelumnya juga telah mengakui telah membakar Pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY di Nduga. OPM juga membenarkan pihaknya telah menyandera pilot pesawat yang bernama Kapten Philips.
Polri telah menerjunkan aparat Satgas Damai Cartenz untuk menangani kasus dugaan sandera tersebut. Pihak Susi Air pun berharap aparat bisa segera menyelamatkan para korban yang disandera tersebut.(*)