MANOKWARI – Per 24 Oktober 2021, sebanyak 1.325 anak di Kabupaten Manokwari terkategori stunting. Angka ini diperoleh setelah dilakukan pengukuran terhadap 15.806 anak.
“Jadi ini data per 24 Oktober 2021. Data stunting ini masih bisa berubah tergantung data dari puskesmas-puskesmas,” ujar Hanis Marsudin, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, di kantor Bappeda Kabupaten Manokwari, Jumat (19/11/2021).
Menurut Hanis, 1.325 anak stunting tersebut tersebar di hamper semua kampung di Kabupaten Manokwari.
“Jika dibandingkan dengan proyeksi sasaran sebanyak 15.806, angka stunting itu mencapai sekitar 8,38 persen,” sebutnya.
Diperkirakan angka stunting masih bisa bertambah. Sebab, dari proyeksi sasaran sebanyak 18.000-an anak, baru 15.806 anak yang diukur.
“Diyakini angka ini masih bisa bertambah karena masih ada sekitar 3.000 sasaran yang belum diukur. Kalau menurut proyeksi kita belum semua balita diukur. Proyeksi kita jumlah total balita sekitar 18.000. Dengan demikian, masih ada sekitar 3.000 balita di Manokwari yang belum diukur. Ini yang berdasarkan yang diukur, 15.806 itu ada 1,325 anak yang stunting,” sebutnya lagi.
Dari jumlah tersebut, lanjut Hanis, secara angka, stunting terbanyak ada di daerah kota. Namun secara survei dia yakin daerah pinggiran yang banyak terdapat stunting karena yang diukur sedikit.
“Misalnya dua yang diukur, satu saja yang stunting sudah 50 persen. Tapi secara absolut kota lebih banyak,” ungkapnya.
Untuk penanganan, Hanis mengatakan, biasanya dengan pemberian makanan tambahan minimal selama 90 hari untuk setiap anak stunting. Namun karena anggaran yang terbattas, di Kabupaten Manokwari pemberian makanan tambahan baru bisa diberikan selama 30 hari.
“Di tempat lain itu sampai 90 hari. Tapi kita belum mampu sampai seperti itu, hanya kita berikan sampai 30 hari dengan harapan anak yang stunting pertumbuhannya akan normal,” tukasnya.
Kepala Bidang Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Pemerintah pada Bappeda Kabupaten Manokwari, Christian Willem Leihitu, mengatakan saat ini di Kabupaten Manokwari belum ada tim percepatan penanganan stunting. Untuk itu, pihaknya akan segera membentuk tim tersebut. Setelah dibentuk, tim tersebut yang akan memetakan kampung-kampung prioritas terkait penanganan stunting.
“Kalau kita perhatikan ini banyak sekali data yang tersebar di hampir semua kampung yang jumlahnya ada 164 kampung. Dari 164 kampung ini, nanti tim berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari berbagai sektor, setelah itu kita berupaya dalam bulan ini SK tim itu terbentuk dan sekaligus kita akan menentukan lokus kegiatan penanganan stunting,” tukasnya. (SM7)