Manokwari – Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, mengapresiasi penurunan angka prevalensi stunting di Papua Barat tahun 2023 yang mencapai 5 persen. Penurunan hingga 5 persen itu dinilainya luar biasa.
“Kami bersyukur karena angka stunting di Papua Barat ini menurun cukup signifikan sebesar 5 persen. Penurunan di tingkat provinsi sampai 5 persen itu luar biasa karena tahun lalu penurunan maksimal 6 persen itu terjadi di Sumatera Selatan,” ungkap Hasto saat transit di ruang VIP Bandara Rendani Manokwari, Jumat (5/4/2024).
Menurutnya, penurunan angka stunting si Papua Barat tahun 2023 itu memberikan optimisme ke depan. Dia menilai capaian penurunan itu karena adanya Satgas penurunan stunting yang dibentuk pemerintah daerah.
“Saya melihat gerakan yang dilakukan di Papua Barat ini bagus karena membentuk Satgas. Di provinsi ada satgas, di kabupaten juga ada satgas sendiri. Satgas menguatkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS). Itulah kalau saya melihat perbedaan Papua Barat dengan daerah lain itu saya terkesima dengan Satgasnya. Sumber daya manusia yang dikerahkan menjadi Satgas memang luar biasa karena lokal,” katanya.
Menurut Hasto, dirinya juga mendorong Tim Penggerak PKK untuk semaksimal mungkin memanfaatkan sumber daya alam untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan mencegah stunting dan menyekolahkan anak.
“Saya melihat di Papua Barat juga bagus karena timnya kuat nanti juga dukungan dari mitra swasta jangan lupa,” pungkasnya
Sebelumnya, Kepala Perwakilan BKKBN Papua Barat, Philmona Maria Yarollo, mengatakan angka prevalensi stunting di Papua Barat tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 5,2 persen.
Menurut Yarollo, pada tahun 2022 angka prevalensi stunting di Papua Barat 30,0 persen. Namun di tahun 2023 mengalami penurunan menjadi 24,8 persen atau turun 5,2 persen.
“Papua Barat merupakan provinsi yang mencatat penurunan terbesar kedua setelah provinsi Nusa Tenggara Barat yang mengalami penurunan hingga 8,1 persen. (SM)